Page 18 - Seluk Beluk Masalah Agraria
P. 18

Seluk Beluk Masalah Agraria

               proses historis yang terjadi di Eropa sejak masa yang disebut-
               nya sebagai “kehidupan pertanian primitif”, Weber menga-
               takan bahwa tanah dan organisasi pertanian yang ada di dalam-
               nya sebagai representasi dari struktur dan sistem agraria meru-
               pakan elemen utama dalam kehidupan masyarakat pada masa-
               nya. Ketika sampai pada pembahasan tentang  tentang “joint
               liability” yang merupakan pemaknaan Weber atas konsep
               penyerahan wajib yang dikenal dalam historiografi Indone-
               sia, pemikir sosial yang lebih dikenal sebagai sosiolog daripada
               sejarawan ini  memberi contoh tentang organisasi agraria
               dalam proses produksi di pedesaan Jawa pada masa kolonial.
               Menurut Weber, kebijakan tanggung jawab bersama ini men-
               jadi alasan bagi komunitas memaksa setiap individu agar tetap
               tinggal di desa untuk membantu mereka bekerja bersama-sama
               agar dapat membayar pajak bersama yang dibebankan negara.
               Dari hal itu diketahui bahwa ruang lingkup dari organisasi agra-

               ria juga mencakup kerja dan tenaga kerja sebagai sebuah sistem
               produksi.
                   Dalam konteks masalah agraria, pernyataan Weber di atas
               harus dilihat sebagai bagian dari politik ekonomi kolonial yang
               mengatur penguasaan atas sumber-sumber agraria dan redis-
               tribusi hasil yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan
               ekonomi yang didasarkan pada sistem agraria yang eksploita-
               tif. Berdasarkan kerangka berpikir itu, berbagai masalah agra-
               ria pada hakekatnya merupakan perwujudan dari proses his-
               toris panjang yang berpusat pada kontestasi antara kekuasaan
               yang direpresentasi oleh elite yang berhadapan dengan kebu-
               tuhan masyarakat atas tanah sebagai representasi dari rakyat
               kebanyakan. Hal itu berarti masalah agraria juga menyangkut

                                                                  xvii
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23