Page 21 - Seluk Beluk Masalah Agraria
P. 21

Gunawan Wiradi


            memakai baju dalam kesehariannya itu, bersama-sama masya-
            rakat Ngandagan adalah pelaku sejarah yang sebenarnya dari
            realitas kesejarahan Indonesia pada masa itu. Atau dalam baha-
            sa yang lain, mereka pada dasarnya secara historis berada pada
            posisi sejajar dengan para elite politik yang ada di pusat-pusat
            kekuasaan pada waktu itu. Di sisi lain, realitas sejarah Indone-
            sia juga tidak lagi bergantung pada sejarah politik dan realitas
            masa lalu dari persoalan di sekitar lingkar kekuasaan, melain-
            kan bergerak ke arah sejarah sosial-ekonomi dan sejarah kehi-
            dupan sehari-hari. Berdasarkan kerangka pemikiran ini seka-
            rang kita dapat mengatakan bahwa sejarah sebagai konstruksi,
            rekonstuksi dan pemaknaan atas masa lalu juga adalah sejarah
            orang-orang kebanyakan, mereka yang berada pada lapis
            terbawah dari masyarakatnya sendiri. Di dalam tradisi pemi-
            kiran yang lain selama ini, setelah mereka dipinggirkan sepan-
            jang proses menyejarahnya, kelompok ini juga terus diping-

            girkan secara historiografis, karena dianggap sebagai kelom-
            pok yang tanpa sejarah dan tidak berhak memiliki sejarah.
                Sebelum pengantar ini ditutup tidak ada salahnya saya
            menyampaikan sedikit pengalaman intelektual berinteraksi
            dengan Pak Gunawan Wiradi, yang sampai batas tertentu jejak-
            jejak pemikirannya masih dapat dengan mudah dicari dalam
            kerangka pemikiran historiografis yang saya kembangkan
            sampai saat ini. Pertemuan intelektual saya dengan Pak Guna-
            wan Wiradi terjadi pertama kali sekitar tahun 1983, ketika
            mengikuti kuliah Sejarah Agraria yang diberikan oleh Pak
            Soegijanto Padmo. Di dalam perkuliahan itu, tulisan-tulisan
            beliau menjadi salah satu acuan utama kami mahasiswa pada
            waktu itu. Secara diam-diam saya sangat mengagumi pemi-

            xx
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26