Page 5 - E-HANDOUT PERTEMPURAN-PERTEMPURAN PASCA KEMERDEKAAN
P. 5
PERTEMPURAN AMBARAWA
P E R T E M P U R A N A M B A R A W A
1) Latar Belakang Pertempuran Ambarawa
20 Oktober 1945 tentara Sekutu dibawah pimpinan Brigadir
Bethell mendarat di Semarang dengan tujuan untuk mengurusi
tawanan perang Jepang di penjara Ambarawa dan Magelang.
Awalnya kedatangan sekutu disambut baik oleh gubernur Jawa
Tengah yaitu Mr. Wongsonegoro. Bahkan sekutu juga berjanji tidak
ikut campur dalam kedaulatan Indonesia. Namun kenyataannya
janji sekutu hanya bualan semata sebab setelah kedatangannya
sekutu malah mempersenjatai para tawanan. Hal inilah yang
memicu kemarahan dan konflik antara pihak sekutu dan
masyarakat setempat (Hapsari & Adil, 2017).
2) Kronologi Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Medan Area yang pertama berlangsung pada tanggal 13 Oktober 1945 di Hotel
Bali Medan. Hal ini dipicu oleh salah satu penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak
lencana merah putih yang dikenakan warga setempat. Karena dianggap telah melecehkan
Indonesia, maka Hotel Bali Medan mulai diserbu oleh para pemuda. Insiden ini mengakibatkan
96 orang kehilangan nyawa dan sebagian korban jiwa merupakan anggota NICA. Selepas
kejadian di hotel tersebut pasukan sekutu memberikan ultimatum kepada seluruh pemuda di
Medan agar menyerahkan senjatanya pada sekutu. Berbarengan dengan ultimatum, NICA mulai
melakukan aksi-aksi teror pada rakyat Medan. Berhadapan dengan ultimatum dan teror-teror,
masyarakat Medan justru menambah semangat perlawanannya. Semangat ini cukup
membuahkan hasil karena perlahan Sekutu dan NICA merasa terdesak sebab TKR sering
menghadang dan menyerbu sekutu saat berpatroli.
Pada 21 November 1945 akhirnya TKR mendapatkan bantuan pasukan dari Purwokerto dan
Yogyakarta. Pasukan tersebut melakukan pengepungan ke Ambarawa dibawah pimpinan Letnan
Kolonel Isdiman. Namun sayangnya pasca lima hari mengikuti pertempuran, Letnan Kolonel
Isdiman gugur dalam pertempuran pada 26 November 1945 dan posisinya digantikan oleh
Kolonel Soedirman. Di bawah kepemimpinannya, serangan mendadak banyak dilakukan untuk
mengalahkan sekutu di berbagai sektor. Ketika Kolonel Soedirman merasa pihak sekutu mulai
terdesak pada tanggal 12 Desember 1945 dilakukan pengepungan Ambarawa dari berbagai
penjuru. Setelah bertempur 4 hari akhirnya pada 15 Desember 1945 Indonesia berhasil merebut
Ambarawa dan mengusir sekutu. Kemenangan ini diabadikan dalam monumen Palagan
Ambarawa dan menempatkan tanggal 15 Desember sebagai hari jadi TNI AD atau Hari Juang
Kartika