Page 356 - Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC
P. 356

Belum  dilakukan  recall  24  jam.  Susunlah  asuhan  gizi  untuk  pasien  tersebut  beserta

                     perencanaan konseling gizi yang akan diberikan!
               2)    Tn.  T,  usia  35  tahun,  MRS  dengan  diagnosis  medis  Nefrolithiasis  Hidroneprosis
                     dikarenakan batu kalsium. BB=65 kg, TB=165 cm. Monosit 12% (N=2-10%), RDW-CV 12,9
                     (N=11,6-14,4), Creatinin 2,19 mg/dl (N=0,67-1,17 mg/dl), Uric Acid 8,3 mg/dl (N=4,5-7,0

                     mg/dl), Cholesterol 263 mg/dl (N=<200 mg/dl). Perut terasa mbesesek (penuh), pernah
                     berobat  ke  dokter  dan  diberikan  obat,  sewaktu  BAK  keluar  batu  kecil-kecil,  warna
                                                                                    0
                     kuning.  Tekanan  Darah  130/90  mmHg,  nadi  84x/mnt,  suhu  37 C,  RR=22x/mnt.  Pola
                     makan 3x/hari, nasi : 2 centong per makan, lauk hewani : ayam, telur 2x/minggu 1 butir,

                     lauk  nabati  :  tempe/tahu  1x/haari  1  ptg,  sayur  :  kadang-kadang,  suka  bayam  dan
                     kangkung 1-2x/hari 1 sendok sayur, teh 1 gelas 1x/hari, kadang teh campur susu atau
                     kopi campur susu, suka makan gorengan : tahu/tempe 2 bh sekali makan. Hasil recall 24
                     jam  yaitu  Energi=29,16%,  protein=31,64%,  lemak=17,58%,  KH=31,97%.  Asupan

                     parenteral berupa infus dekstrosa 5% 1 ampul/hari. Obat yang dikonsumsi Allopurinol,
                     diuretic  thiazide,  dan  Terazosin.  Susunlah  asuhan  gizi  terstandar  dan  perencanaan
                     konseling untuk pasien tersebut!



                                                     Ringkasan



                     Dalam mengerjakan kasus-kasus PGK maupun penyakit batu ginjal pakailah asuhan gizi
               terstandart dengan benar. Mulailah dengan menuliskan semua data pasien dengan jelas dan
               benar.  Baru setelah itu bisa dikerjakan mulai dengan melakukan skrining gizi dengan memakai

               form skrining gizi yang sesuai dengan keadaan pasien. Setelah itu lakukanlah assessment gizi
               meliputi  pengkajian  antropometri,  biokimia,  fisik  klinis,  dietary  history  dan  data  lain  yang
               menunjang untuk menyimpulkan keadaan pasien. Dari data assessment kita bisa menegakkan
               diagnosis gizi pasien. Setelah diagnosis gizi kita tegakkan barulah kita bisa melakukan rencana

               intervensi  gizi.  Rencana  intervensi  gizi  bisa  dimulai  dari  penentuan  preskripsi  diet  pasien,
               menentukan tujuan dan syarat diet, menghitung kebutuhan gizi dan merencanakan makan
               sehari untuk pasien. Dalam melakukan perencanaan gizi, tujuan dan syarat gizi perlu di lihat
               kondisi pasien untuk PGK preHD, PGK-HD, PGK-PD, atau untuk pasien dengan penyakit batu

               ginjal. Selain kegiatan di atas perlu juga kita merencanakan konseling gizi untuk pasien dan
               membuat rencana monitoring dan evaluasi gizi bagi pasien. Terakhir dalam melakukan asuhan
               gizi kita bisa tulis rencana tindak lanjut untuk pasien yang bersangkutan.







                  Dietetik Penyakit tidak Menular                                                         347
   351   352   353   354   355   356   357   358   359   360   361