Page 21 - C:\Users\ASUS-PC\Downloads\BUKU ETNOSAINS\
P. 21
Gambar 1. 5 Ilustrasi dua objek bintang yang bergerak mendekati kecepatan Cahaya
Menurut pengamat S, laju cahaya objek A adalah c dan objek B adalah -c.
Dengan menggunakan transformasi Galileo diperoleh bahwa laju cahaya objek
A dan objek B tidak sama menurut kedua pengamat yang berada di dua
kerangka acuan inersia yang berbeda. Oleh karena itu, transformasi Galileo
gagal menjelaskan keinvarianan besaran-besaran fisika pada umumnya dan
kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya pada khususnya. Untuk
menjelaskan fenomena tersebut di abad ke-19, solusi paling alami untuk
paradoks ini tampaknya berdasarkan pada asumsi bahwa cahaya gelombang
elektromagnetik merambat melalui medium eter. Eter dipostulatkan sebagai zat
yang tidak mempunyai massa dan tidak tampak, serta mengisi seluruh isi
ruangan yang berfungsi sebagai medium perambatan cahaya dan gelombang
elektromagnetik. Eter diasumsikan sebagai referensi mutlak dengan semua
pengukuran mengacu pada kerangka acuan tersebut. Begitu juga untuk cahaya
dan gelombang elektromagnetik lainnya, kelajuannya diukur terhadap medium
eter. Oleh karena itu, pengamat yang bergerak dengan kecepatan v terhadap
eter akan mengukur kecepatan cahaya sebesar c’ dan menurut perumusan
transformasi Galileo, ’ = –
1.2.6 Etnosains
Para pelaut Bugis-Makassar memiliki pengetahuan yang kaya tentang
navigasi laut, yang melibatkan pengamatan bintang, arah angin, dan arus laut.
Pengetahuan ini diwariskan secara turun-temurun melalui cerita, lagu, dan
praktik sehari-hari. Dalam konteks budaya mereka, navigasi tidak hanya