Page 18 - C:\Users\ASUS-PC\Downloads\BUKU ETNOSAINS\
P. 18

1.2.4 Kalajuan Cahaya Dalam Prinsip Relativitas Galileo


               Pertanyaan yang dapat muncul yaitu apakah prinsip relativitas Galileo juga

        dapat  diterapkan  untuk  Listrik,  magnet  dan  optika?.  Jawabannya,  tidak.

        Eksperimen yang dilakukan pada akhir abad ke-19 menunjukkan bahwa prinsip


        relativitas Galileo tidak dapat diterapkan pada fenomena listrik, magnetik, dan

        optika seperti yang terjadi pada gerakan mekanik. Hal ini terkait dengan temuan

        Maxwell  yang  menunjukkan  bahwa  kecepatan  cahaya  dalam  ruang  bebas

                                                     8
        adalah konstan, yaitu c = 3,00 x 10  m/s. Pada masa itu, para fisikawan meyakini
        adanya  medium  yang  disebut  eter  yang  menjadi  medium  perambatan


        gelombang  cahaya,  dan  kecepatan  cahaya  dianggap  hanya  konstan  dalam

        suatu kerangka mutlak yang diam relatif terhadap eter.

               Persamaan  transformasi  kecepatan  Galileo  diperkirakan  akan  berlaku

        untuk pengamatan cahaya yang dilakukan oleh seorang pengamat  di dalam


        suatu kerangka yang bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap kerangka

        eter mutlak. Ini berarti, jika cahaya bergerak sepanjang sumbu x dan pengamat

        bergerak dengan kecepatan v sepanjang sumbu x, pengamat akan mengukur

        cahaya memiliki kecepatan c ± v, tergantung pada arah perjalanan pengamat


        dan cahaya.

               Namun, eksperimen yang dilakukan tidak mampu menentukan perbedaan

        sekecil apa pun antara kecepatan cahaya c dan kelajuan cv, di mana v adalah

        kecepatan relatif antara pengamat dan medium yang mengandung eter. Maka

        dari itu,  para ilmuwan pada saat  itu memutuskan untuk menggunakan Bumi


        sebagai  kerangka  bergeraknya  untuk  meningkatkan  peluang  mereka

        menentukan perubahan kecil dari kecepatan cahaya.


               Sebagai pengamat di atas Bumi, diasumsikan bahwa kita berada dalam

        keadaan  diam  dan  kerangka  eter  mutlaknya  mengandung  medium  untuk

        perambatan cahaya yang bergerak ke arah kita dengan kecepatan v. Dengan


        demikian,  kita  dapat  mengukur  kecepatan  cahaya  dalam  situasi  ini,  mirip

        dengan  mengukur  kecepatan  pesawat  antariksa  yang  melintas  dalam  arah
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23