Page 25 - Handout Digital Mikrobiologi2
P. 25
21
inangnya (Elad et al. 1983). Degradasi kitin yang menyusun hifa
T. harzianum dilakukan secara bertahap dengan biokatalisator enzim
kitinase yang dihasilkan se cara terus-menerus (Achm ad 1997).
A B C
Gambar 9. Mekanisme Antagonisme Kapang Trichoderma viride. terhadap
Kapang Patogen yang diamati menggunakan SEM dengan
Perbesaran 2500x.
(Sumber: dokumentasi pribadi).
Keterangan: (A) Hifa Trichoderma viride menempel pada hifa Cladosporium
cladosporioides (), hifa Cladosporium cladosporioides (), hifa T. viride
(), (B) Hifa T. viride membelit hifa Cladosporium cladosporioides (),
hifa Cladosporium cladosporioides (), hifa T. viride (). (B) Hifa T.
viride menusuk pada hifa Colletotrichum gloeosporioides (), hifa
Colletotrichum gloeosporioides (), hifa T. viride ().
Menurut Baker dan Cook (1982), pada umumnya mekanisme
antagonisme Trichoderma spp. dalam menekan pertumbuhan kapang
patogen yaitu sebagai mikoparasitik dan kompetitor yang agresif. Pada
awalnya, hifa Trichoderma spp. tumbuh memanjang, kemudian membelit
dan mempenetrasi hifa kapang patogen (Gambar 9), sehingga hifa kapang
patogen mengalami vakoulisis, lisis dan akhirnya hancur. Menurut
Harjono dan Widyastuti (2001) selanjutnya dijelaskan bahwa kapang
Trichoderma spp. melakukan penetrasi ke dalam dinding sel hifa patogen
dengan bantuan enzim pendegradasi dinding sel yaitu kitinase, glukanase,
dan protease, selanjutnya isi hifa kapang patogen diserap sebagai sumber
makanannya. Pada saat melilit dan menghasilkan enzim untuk menembus
dinding sel kapang patogen, Trichoderma sp. juga menghasilkan antibiotik
seperti gliotoksin dan viridian.