Page 18 - Buku Ajar Sejarah Lokal Indragiri Hulu
P. 18
Indragiri yang selalu mengikuti perkembangan keadaan melalui radio, yang
harus meningkatkan kewaspadaan untuk menghadapi segala kemugkinan
serangan Militer Belanda. Kepala batalyon perbekalan misalnya telah
diperintahkan untuk mendrop bahan makanan berupa beras, gula, ikan asin,
dan lainya, dengan maksud apabila terpaksa meninggalkan kota, di desa-desa
telah tersedia bahan-bahan makanan yang dapat dimanfaatkan pasukan yang
8
melaksanakan taktik Perang Gerilya.
3. Peristiwa 5 januari di Rengat
Pagi itu pada tanggal 5 januari 1949, matahari bersinar dengan
indahnya, suara para pedagang yang menjajakan jualannya memecah
keheningan dipagi itu, suara pedagang dan pembeli yang saling tawar-menawar
merupakan hal yang sangat lumrah kita temui dikala pasar berlangsung.
Namun suasana hiruk pikuk tersebut tidak berlangsung lama. Pekikkan dan
teriakan secara serentak terdengar lantang seiring dengan kedatangan pesawat
tempur yang berjenis Mustang yang menjatuhkan Bom tepat pada pusat Kota
Rengat yang padat dengan aktivitas harian. Tidak hanya sampai disitu pihak
belanda juga menggujani rakyat Rengat dengan brondongan peluru dari udara.
Mereka berhamburan tidak tahu arah untuk menyelamtkan diri dari peluru-
peluru yang tak kenal ampun itu. Tidak peduli anggota militer ataupun sipil,
semua disapu habis oleh pesawat tempur mustang yang dikendari oleh belanda
tersebut. Apapun yang bergerak pada saat itu pasti akan mereka hujani dengan
peluru dan bom.
Mayat-mayat bergelimpangan diseluruh pelosok kota Rengat, basis-
basis militer diluluh lantahkan dengan bom dan brondongan peluru dari udara.
kekuatan militer pada Resimen V ini dibawah Komandan Kapten Marah Halim
melakuan serangan dibawah kompi Markas yang dipimpin oleh Letnan II S.
8
Marwoto Saiman, dkk, op. Cit hlm 50-51
13