Page 16 - Buku Ajar Sejarah Lokal Indragiri Hulu
P. 16
berkedudukan di Pekanbaru dan Residen V yang berpusat di Rengat. Dengan
Komandan Resimen ditunjuk Mayor Toha Hanafi.
Resimen V yang berkedudukan di Rengat yang dipimpin oleh Mayor
Toha Hanafi dan Kastaf Kapten Arifin Achmad. Seluruh tenaga inti dari
Resimen V bersal dari Resimen IV Pekanbaru dan termasuk lah Himron
Saheman yang tergabung dalam Resimen tersebut. Resimen V berkekuatan tiga
batalyon antara lain:
Batalyon I : Berkedudukan di Rengat dengan 2 kompi dan komandannya
Kapten Marah Halim.
Batalyon II : Berkedudukan di Air Molek dengan 3 kompi dengan
komandannya Kapten Sumbarya.
Batalyon III : Berkedudukan di Tembilahan dengan 3 kompi dan
Komandannya Kapten Arsyad Abdis
2. Peristiwa Agresi Militer Belanda II
Pada tanggal 18 desember 1948 pukul 23:30 Dr. Beel sebagai wakil
tinggi Mahkota Belanda di Indonesia tiba-tiba menyatakan bahwa Nederland
tidak lagi terikat oleh perjanjian Renville yang mana berbunyi:
1.belanda hanya mengakui jawa tengah, yogyakarta dan sumatera sebagai
bagian wilayah republik indonesia.
2. disetujuinya sebuah garis damarkasi yang memisahkan wilayah indonesia
3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daera kantongnya di wilayah
pendudukan di jawa barat dan jawa timur.
Segera setelah dikeluarkannya pernyataan tersebut, yakni pada tanggal
19 Desember 1948, tentara belanda segera bergerak melancarkan serangan ke
wilayah Republik Indonesia. Alasan Belanda (Dr. Beel) mengadakan serangan
ialah untuk membasmi pengacau dan kaum radikal Republik indonesia.
11