Page 12 - Buku Ajar Sejarah Lokal Indragiri Hulu
P. 12
Kapal kayu Khasiwa Maru milik Jepang mulai berangkat dari
pelabuhan Semarang menuju Singapura. Kapal tersebut bermuatan 70 ton
barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, gula dan sebagainya untuk
mensuplai kebutuhan perang jepang di Singapura. Sebelum menuju Singapura,
Khasiwa Maru singgah dulu di Tegal karena mengambil kapal satu lagi untuk
dibawa ke Singapura kapal baru ini bernama Tajibana Maru yang juga diisi
dengan bahan-bahan yang sama dengan kapal lainnya. Kapal Tajibana Maru
dipimpin oleh Bapak Wiyono yang juga tamatan dari Sekolah Pelayaran di
Probolinggo. Kapal-kapal tersebut berangkat menunju Synanto (Singapura).
Dalam perjalanan melalui Selat Sunda banyak sekali gangguan terutama dari
kapal selam Sekutu, karena pada saat itu Sekutu sangat kuat diperairan Selat
4
Sunda (Laut Jawa).
Dalam perjalanan menuju Singapura, beliau terpaksa berhenti di
Bangka karena terjadi kerusakan mesin kapal. Rencana ke Singapura menjadi
gagal karena Singapura telah dikuasai oleh pasukan Sekutu. Ternyata Jepang
telah kalah dalam Perang Dunia II tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1945,
sehingga mereka membatalkan perjalanannya ke Singapura. Dengan terjadi
peristiwa yang tidak terduga ini maka Kapten Kapal Khasiwa Maru
memerintahkan ABK untuk memutar haluan kapal menuju pulau Sumatera.
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 5 hari 5 malam kami berlayar,
akhirnya mereka masuk ke wilayah Selat Bengkalis dan terus menyusuri sungai
Siak. Disepanjang perjalanan menyusuri sungai Siak, patroli udara Sekutu
selalu menembaki dengan gencar, untuk mengelabui mereka kami membuat
meriam dari bambu. Karena diatas kapal hanya ada dua senjata ditangan orang
Jepang. Kemudian meriam tersebut kami tutupi dengan terpal, supaya seolah-
olah ada meriam di atas kapal.
4
Marwoto Saiman, dkk, op. Cit hlm 11-12
7