Page 35 - E-Book Berbasis Kearifan Lokal Siwalan
P. 35

WWF  (World Wildlife Fund)  Indonesia  mengajak  masyarakat  untuk  berperan  aktif
          dalam  upaya  konservasi  orang  utan.  Sebagai  salah  satu  upayanya,  WWF  Indonesia

          meluncurkan  program  “Sahabat  Orang  Utan”  sebagai  wadah  bagi  masyarakat  luas
          yang  memiliki  kepedulian terhadap  kelestarian  orang  utan  dan  ingin  berkontribusi
          secara langsung dalam upaya penyelamatan satwa tersebut.
             Setelah  membaca  wacana  tersebut,  bagaimanakah  perasaanmu?  Sedih  bukan?

         Selain orang utan, ada beberapa jenis fauna lainnya yang terancam punah akibat diburu
         atau  dibunuh,  misalnya  macan  tutul,  gajah,  cenderawasih,  walabi,  dan  lain-lainnya.
         Bagaimana  cara  melestarikan  hewan  tersebut  agar  tidak  punah?  Menurunnya
         keanekaragaman  hayati  menyebabkan  semakin  sedikit  pula  manfaat  yang  dapat

         diperoleh  manusia.  Penurunan  keanekaragaman  hayati  dapat  dicegah  dengan  cara
         melakukan        pelestarian      (konservasi)       keanekaragaman          hayati.     Konservasi
         keanekaragaman hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut.

          •  Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan.
          •  Mencegah  kepunahan  spesies  yang  disebabkan  oleh  kerusakan  habitat  dan
             pemanfaatan yang tidak terkendali
          •  Menyediakan  sumber  plasma  nutfah  untuk  mendukung  pengembangan  dan

             budidaya kultivar-kultivar tanaman pangan, obat-obatan, maupun hewan ternak.















                 Konservasi  keanekaragaman  hayati  di  Indonesia  diatur  oleh  UU  No.  5  Tahun
          1990  tentang  Konservasi  Sumber  Daya  dan  UU  No.  23  Tahun  1997  tentang
          Pengelolaan  Lingkungan  Hidup,  dengan  tiga  asas,  yaitu  tanggung  jawab,

          berkelanjutan, dan bermanfaat. Konservasi keanekaragaman hayati dapat dilakukan
          secara in situ maupun ex situ.


                                                                                                           •





                                                                                                               25
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40