Page 11 - E-Modul Ikatan Kimia
P. 11
Program studi Pendidikan Kimia
Universitas Islam Sumatera Utara
2
6
1
2
a. Unsur natrium, 11Na : 1s 2s 2p 3s , mempunyai elektron valensi satu, sesuai kaidah oktet unsur
ini akan stabil dengan cara melepaskan 1e tersebut membentuk ion Na+
Na → Na+ + e
6
2
1s 2s 2p (sama dengan konfigurasi elektron 10 Ne)
2
2
2
2
6
b. Unsur 13Al: 1s 2s 2p 3s 3p , mempunyai elektron valensi tiga, sesuai kaidah oktet unsur ini akan
1
stabil dengan cara melepaskan 3e tersebut membentuk ion Al .
+
3+
Al + Al + 3e
2
1s 2s 2p (sama dengan konfigurasi elektron 10Ne)
2
6
4
2
2
c. Unsur 8O: 1s 2s 2p , mempunyai elektron valensi 6, sesuai kaidah oktet unsur ini akan stabil
2
dengan cara menyerap 2e membentuk ion O .
2
O + 2e → O
2
2
6
1s 2s 2p (sama dengan konfigurasi elektron 10Ne)
d. Unsur 17Cl: 1s 2s 2p 3s 3p , mempunyai elektron valensi 7, sesuai kaidah oktet unsur ini akan
6
5
2
2
2
stabil dengan cara menyerap 1 elektron membentruk ion Cl .
_
Cl + e → Cl _
2
6
1s 2s 2p 3s 3p (sama dengan konfigurasi elektron 18Ar)
2
6
2
Jadi unsur logam akan melepaskan elektron valensinya membentuk ion positif (+),
sedangkan unsur non logam akan menangkap elektron membentuk ion negative (-). Pada saat
atom-atom membentuk ikatan, hanya elektron-elektron pada kulit terluar yang berperan yaitu
elektron valensi. Elektron valensi dapat digambarkan dengan struktur Lewis yaitu lambang kimia
suatu atom atau ion yang dikelilingi oleh titik-titik elektron valensi.
3. Ikatan Ionik
A. PEMBENTUKAN IKATAN ION
Ikatan ion atau elektrovalen umumnya terbentuk antara atom logam dan non logam. Hal
ini terjadi karena atom unsur logam cenderung melepaskan elektron membentuk ion positif (+)
dan atom unsur non logam cenderung menangkap elektron sehingga membentuk ion negatif (-).
Ikatan antara ion positif dengan ion negatif melalui gaya elektrostatis disebut ikatan ion.
Perhatikan gambar berikut.
Gambar 2. Unsur-unsur pembentukan anion dan kation
Sumber: https://images.app.goo.gl/twhi9aWgmUPwXxN6A..
Contohnya