Page 96 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 96
KATA-KATA DAN MASYARAKAT
menurun bayangan orang, bahwa banyak kejadian yang menarik
perhatian otoritas dapat diabaikan bila perlu.
Saya berpikir bahwa teks-teks leksikal dan daftar-daftar
lambang luar biasa yang ada di antara mereka pasti memasukkan
setiap kata dalam bahasa Sumeria dan Akkadia serta semua
lambang kuneiform, sehingga mereka dimaksudkan untuk
menjadi ensiklopedis dan menyeluruh, dalam cara yang sama
bahwa pertanda-pertanda dimaksudkan untuk meramalkan segala
kejadian. Gagasan tentang mūdû kalāma, ‘mengetahui segalanya’,
lazim disebutkan. Orang-orang sering berselisih tentang apakah,
misalnya, pengumpulan dan pengelompokan yang melelahkan
terhadap data pertanda yang sistematis, logis, dan dapat digunakan
lagi selama berabad-abad di Mesopotamia kuno itu mewakili ilmu
pengetahuan atau tidak. Yang membingungkan dalam hal ini,
menurut saya, adalah pertanyaan apakah pertanda-pertanda ini
‘berguna’ atau tidak. Bagi juru ramal Mesopotamia kuno ada
struktur kosmis teoretis dan banyak sekali data pengamatan
metodis untuk mendukungnya dan bagi saya itu sangat mirip
dengan ilmu pengetahuan.
Kesimpulan
Banyak tablet kuneiform memberi kita informasi yang sangat tak
terduga. Di antaranya adalah satire politik secara tersendiri, atau
teks tidak senonoh tentang sebuah penggambaran teater jalanan
terkait dewa Marduk yang mencaci-maki ibu mertuanya, serta
sekumpulan kecil ‘Panduan’ berharga, seperti cara mewarnai
batu supaya tampak mahal, mewarnai wol untuk mengurangi
impor dari negeri asing, membuat jam air untuk para peramal,
atau bahkan cara bermain sebuah permainan papan.
http://facebook.com/indonesiapustaka memiliki sebuah permainan papan, yang mereka sebut Permainan
Dan hal itu mengingatkan
saya pada sesuatu. Hal-hal aneh
dapat terjadi di sebuah museum. Bangsa Sumeria memang
Kerajaan Ur, yang untuk itu Wooley telah menemukan
serangkaian papan dan perlengkapan dari sekitar tahun 2600 SM
di pemakaman Ur. Permainan papan klasik ini bertahan di Timur
Tengah kuno selama tiga ribu tahun penuh, tetapi pada 177 SM,
85

