Page 93 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 93
Dr. Irving Finkel
suatu interval yang tidak ditentukan mungkin akan melebihi apa
pun yang dijanjikan oleh dokter profesional mana pun pada masa
kini. Saya pikir kita harus menganggap bahwa semua ramalan
profesional di Mesopotamia kuno disampaikan dengan semacam
catatan tambahan seperti ‘sepanjang yang dapat kami nilai …’
atau ‘ciri-ciri seperti ini cenderung menunjukkan …’ Keseluruhan
proses pembacaan atau penafsiran pertanda, seperti yang saya
lihat, dilakukan secara halus dengan keluwesan dan kepelikan
yang luar biasa, baik secara jasmani maupun akal. Kita juga
mungkin secara realistis menganggap bahwa keputusan militer
apa pun yang berhubungan dengan sebuah rencana militer yang
berasal dari kerja pertanda tidak akan pernah menyaksikan
pasukan bergerak dalam sebuah barisan saat itu juga; usulan
yang tenang dan masuk akal akan selalu dibutuhkan dari kepala
staf sang raja, yang mungkin saja diam-diam tidak mendukung
‘para pembaca jeroan’ dan lebih memilih penilaian waras mereka
sendiri terkait persenjataan, baju zirah, kereta perang, dan
perbekalan sebelum menyetujui tanggal keberangkatan apa pun.
Untuk mempertalikan sebuah penafsiran semacam itu pada
bentuk kata kerja yang memberikan setengah kondisi ‘B’
dari semua Data pengandaian ini, pada kenyataannya, sangat
dibolehkan, karena tidak syak lagi ada kekurangan dalam kata
kerja bahasa Akkadia yang berhubungan dengan modalitas. Ini
artinya, misalnya, bentuk kata kerja iballut, ‘dia akan hidup’, atau
‘dia akan sembuh’, dapat menopang sebuah rentang nuansa yang
dalam bahasa Inggris adalah ‘he could/might/should/ought to get
better’—‘dia dapat/mungkin/akan/seharusnya sembuh’. Di dunia
masa kini semua perkiraan dibatasi dengan ketidakpastian atau
mekanisme pelarian. Saya tidak melihat sedikit pun bagaimana
segala sesuatunya bisa saja berbeda pada masa Mesopotamia kuno.
http://facebook.com/indonesiapustaka pekerjaan ini dan memikul tanggung jawab yang sangat
Ada satu pembahasan unik tentang masalah dalam kuneiform
ini oleh orang-orang kalangan atas yang benar-benar melakukan
nyata. Pembahasan ini terbit dengan judul ‘A Babylonian
Diviner’s Manual’ karya seorang cendekiawan asal Chicago,
A. L. Oppenheim, dan dalam tingkat tertentu buku itu datang
82

