Page 11 - Sinar Tani Edisi 4050
P. 11
A GRI W ACA N A Edisi 14 - 20 Agustus 2024 | No. 4050 Tahun LIV 11
Benih
Berteknologi, Oleh:
Tidak Bisa Tidak! Memed
Gunawan
idak dapat disangkal lagi masa
depan pertanian sangat bergantung
kepada teknologi antara lain
bioteknologi. Kualitas lahan yang
semakin terdegradasi akibat ulah
Tmanusia maupun perubahan alam itu
sendiri, dan meningkatnya kebutuhan manusia
terhadap pangan baik kuantitas maupun kualitas,
membuat beban pertanian semakin berat.
Salah satu andalan adalah bioteknologi, antara
lain benih yang disebut benih berteknologi. Berita
positifnya adalah teknologi semakin canggih
sehingga pertanian dapat dikelola dengan meng
gunakan teknologi tinggi, otomasi berbasis digital
dan artificial intelligence, berita kurang sedapnya
adalah adopsi benih di negara ini masih rendah.
Misalnya kemungkinan penggunaan
biochar yang kini telah muncul sebagai solusi
Dukungan Kepastian dan Jaminan inovatif pembenah tanah. Biochar tidak hanya
memberikan harapan bagi pertanian masa
Harga Pasar untuk Produk Pertanian depan, tetapi juga menjadi salah satu elemen
kunci dalam pertanian cerdas iklim.
Peran lembaga penelitian baik pemerintah
maupun swasta tak diragukan peran pentingnya.
(Bagian I) Varietas hibrida baru yang sudah dilepas
produktivitas dan kualitasnya sangat baik.
Oleh : Muhammad Syahri Mubarok, SST. Anakannya banyak, tahan terhadap penyakit,
Penyuluh Pertanian di BPSIP Jawa Tengah padinya bernas, bersih, produksinya tinggi,
umurnya juga genjah dan berasnya pulen. Itu saja
tidak cukup. Faktor lain yang harus diperhatikan
ebagai penyumbang terbesar untuk komoditi pertanian menyebabkan adalah harus tahan terhadap perubahan
kedua perekonomian Indonesia di penyerapan pasar tidak terjamin. lingkungan.
bawah sektor industri pengolahan, Hal ini, menyebabkan pasar komoditi pertanian Sayangnya, sementara di negara lain benih
sudah seharusnya sektor pertanian yang selama ini berjalan hanya dikendalikan berteknologi cepat berkembang diadopsi oleh
diperhatikan oleh masyarakat dan segelintir orang. Guna melindungi produsen dan petani, penggunaan benih berteknologi di
Spemangku negeri ini. Hal mendasar, konsumen komoditi pertanian dalam negeri, Indonesia sangat lambat. Ironi bahwa pangan
yang senantiasa menjadi masalah dan dihadapi pemerintah sudah seharusnya hadir untuk impor diproduksi dengan menggunakan benih
petani adalah ketidakberdayaan petani dalam melakukan penetapan harga eceran tertinggi (HET) GMO.
menentukan harga dan melakukan negosiasi yang layak bagi seluruh produk yang dihasilkan Pertanyaan juga muncul mengapa benih
harga dengan para pedagang dan keterbatasan oleh para petani sebagai bagian dari kebijakan berteknologi seperti hibrida, GMO dan hasil
akses pemasaran. harga komoditi pertanian. genome editing kurang diadopsi oleh masyarakat
Lemahnya posisi tawar petani ini, disebabkan Kebijakan tersebut bertujuan untuk men petani. Padahal produktivitasnya menunjukkan
karena petani kurang mendapatkan akses jaringan stabilkan harga komoditi pertanian, mengurangi perbedaan yang cukup besar.
dan informasi pasar secara realtime, sehingga ketidakpastian ditingkat petani, dan menjamin Undangundang dan peraturan sudah
petani selalu kalah apabila berhadapan dengan konsumen untuk memperoleh komoditi pertanian ada dan dianggap lengkap. Demikian pula
para pedagang atau tengkulak. yang cukup dengan harga yang wajar dan layak. teknologi perbenihan cukup mumpuni tetapi
Selain itu, kelemahan petani dalam melakukan Penetapan HET merupakan salah satu bentuk sebagian besar petani masih memilih varietas
negosiasi harga yaitu masih lemahnya intervensi negara dalam rangka untuk mewujudkan unggul konvensional. Isyu yang berkembang di
kemampuan modal. Kebutuhan hidup yang hak konstitusional atas kedaulatan pangan. Dengan masyarakat bahwa benih hibrida memerlukan
mendesak serta kebutuhan modal untuk musim demikian, elemen negara yang menyangkut perawatan khusus dan hasilnya kurang diminati
tanam selanjutnya sering menjadi kendala bagi kesejahteraan terutama yang berkaitan dengan pasar adalah salah satu informasi yang sampai di
para petani untuk segera menjual hasil panennya perlindungan hakhak konstitusional setiap warga media ini.
meskipun dengan harga murah. negara akan dapat dilaksanakan. Pengalaman masa lalu menunjukkan,
Karena keterbatasan modal pula, mereka Keterbatasan akses jaringan dan informasi pasar teknologi memerlukan program penyuluhan
menjadi santapan empuk pedagang dan secara realtime juga menjadi masalah petani. Di yang masif. Di tengah berkembangnya benih
tengkulak yang senantiasa menetapkan harga daerah terpencil atau sulit dalam mendapat akses berteknologi di seluruh dunia, hampir semua
murah. Kondisi ini, diperparah dengan kuatnya transportasi, petani cenderung bergantung pada petani (kecuali petani jagung) menggunakan
cengkeraman para tengkulak yang memberikan satu atau dua orang pedagang pengepul saja. benih berteknologi. Alasan bahwa benih GMO
pinjaman modal diawal musim tanam kepada para Praktek oligopoli bahkan mungkin monopoli ini memerlukan perlakukan khusus yang mahal,
petani (berupa sarana produksi lengkap), dengan cenderung membuat petani tidak berkutik dalam produknya kurang disukai konsumen, mudah
kompensasi petani harus menjual hasil panennya melakukan negosiasi harga. Berapa pun harga rusak, rasanya kurang enak, harga jualnya
kepada para tengkulak. yang ditentukan oleh pedagang pengepul terpaksa lebih rendah dan sebagainya berkembang di
Secara umum harga komoditi pertanian diikuti petani karena memang tidak ada pedagang masyarakat. Akibatnya adopsi benih berteknologi
cenderung fluktuatif, ketidakpastian harga produk lain yang mampu membeli hasil panennya. seperti layu sebelum berkembang.
pertanian tersebut menjadi momok bagi petani, Negosiasi harga juga menjadi semakin tidak Tidak bisa tidak, untuk pertanian masa depan,
mengancam ekonomi keluarga mereka, dan seimbang karena karakter sejumlah hasil produk promosi dan penyuluhan benih berteknologi harus
menghambat proses pembangunan pertanian pertanian yang mudah rusak/busuk dan berumur masif, dan pemerintah tanpa mengendorkan
berkelanjutan. Belum adanya kepastian dan pendek sehingga hal tersebut memaksa para sikap kehatihatian, harus mempermudah upaya
jaminan harga pasar yang ditetapkan pemerintah petani untuk segera menjual hasil panennya.n pengembangan benih masa depan ini.