Page 37 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 1
P. 37

Inspiring Lecturer Paragon

               mereka yang pada dasarnya dapat juga ditemukan atau sama dengan

               yang berada di tempat lain (provinsi/daerah lain). Hal tersebut dapat

               terjadi  sebagai  akibat  dari  konten  dalam  buku  pembelajaran  siswa
               yang juga tidak spesifik mengangkat tentang kearifan lokal di provinsi

               Maluku. Sebagai contohnya, dalam buku-buku pembelajaran bahasa
               Inggris yang dipakai oleh guru untuk mengajar ataupun yang menjadi

               pegangan  siswa  masih  sangat  minim  atau  bahkan  tidak  ada  sama
               sekali  konten  kearifan  lokal  Provinsi  Maluku.  Kenyataan  ini  dapat

               dijumpai  pada  buku-buku  pembelajaran  yang  dipakai  dari  tingkat

               Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Tak jarang banyak
               siswa  yang kurang termotivasi untuk belajar  bahasa Inggris karena

               muatan dalam buku yang tidak mereka ketahui sebelumnya.

                      Dalam  menyikapi  fenomena  yang  dijelaskan  sebelumnya,
               penggunaan bahan ajar berbasis konten lokal sangat diperlukan dalam

               pembelajaran bahasa Inggris di provinsi Maluku. Terdapat beberapa
               pertimbangan  yang  menjadi  dasar  pemikiran  akan  pentingnya

               dilakukan hal tersebut. Pertimbngan yang pertama, konsep pengajaran
               bahasa saat ini berkonsentrasi pada apa yang dibutuhkan dan ingin

               dipelajari  oleh  pembelajar  daripada  pada  apa  yang  akan  diajarkan.

               Ketika kelas menjadi lebih berpusat pada siswa, dapat diasumsikan
               bahwa  sikap  dan  inisiatif  dari  pihak  siswa  akan  lebih  menonjol.

               Kedua,  karena  seorang  siswa  dibentuk  oleh  kondisi  lokal  yaitu
               kehidupan  sosial-budaya  dan  kondisi  alam  disekitarnya,  dapat

               diasumsikan  bahwa  pentingnya  konteks  kearifan  lokal  dalam
               pengajaran bahasa akan tumbuh ketika pembelajaran menjadi lebih

               berpusat pada siswa. Pertimbangan yang  ketiga berpatokan pada



                                                                              25
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42