Page 70 - E-MODUL-08-10-24
P. 70
E-Module
sebaliknya, butir-butir item tes hasil belajar dimana seluruh teste dapat
menjawab dengan betul (karena terlalu mudah) juga dapat dimasukkan dalam
kategori item yang baik.
Pertanyaan yang akan segera muncul adalah "bagimana cara yang dapat
ditempuh untuk mengetahui butir-butir item tes hasil belajar tertentu yang dapat
dikatakan sudah memiliki derajat kesukaran yang memadai?" Witherington dalam
bukunya berjudul Psychological Education mengatakan, bahwa sudah atau
belum memadainya derajat kesukaran item tes hasil belajar dapat diketahui dari
besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut.
Angka yang dapt memberikan petunjuk mengenai tingkat kesulitan item tersebut
dikenal dengan istilah difficulty index (angka indeks kesukaran item), yang dalam
dunia evaluasi hasil belajar umumnya dilambangkan dengan huruf P, yitu
singkatan dari kata proportion (proporsi = proporsa).
Menurut Witherington dalam Anas Sudijono (2011) dan Arikunto (2009)
angka indeks kesukaran butir itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan
1,00. Semakin besar angka indeks kesukaran maka soal semakin mudah. Jika
seluruh peserta ujian menjawab dengan salah butir tersebut maka soal tersebut
sangat sukar dengan angka kesukaran 0,00 dan jika angka kesukaran 1,00 maka
soal sangat mudah karena dijawab dengan benar oleh seluruh peserta tes.
Angka indeks kesukaran item itu dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus yang dikemukakan oleh Dubois, yaitu:
B
P=
js
Keterangan :
P= Indeks kesukaran
B= Jumlah peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS= Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap indeks kesukaran
item menurut Witherington dalam Sudijono (2006) adalah sebagai berikut ini.
Tabel 17. Krikteria Indeks Kesukaran Soal
Besarnya P Interpretasi
Kurang dari 0,25 Terlalu Sukar
0,25 – 0,75 Cukup (Sedang)
Lebih dari 0,75 Terlalu Mudah
62