Page 248 - My FlipBook
P. 248
Bagian Ketiga
ditimbang secara adil sesuai dengan petunjuk dalil-dalil
syari’at.Demikian pula perkara kekafiran, kemaksiatan, dan dosa.
Semua cabang-cabangnya merupakan bagian dari kekafiran itu
sendiri, namun sesuai dengan kadar dan tingkatannya masing-
masing.
c. Keimanan merupakan keterkaitan antar tiga-dimensi sekaligus;
pembenaran dengan qolbu, pernyataan verbal dengan lisan, dan
perbuatan dengan organ tubuh. Jika keyakinan dan pembenaran
dengan hati itu lenyap dari diri seseorang maka hilanglah keimanan
pada dirinya. Berbeda dengan perbuatan organ tubuh, jika ada
sesuatu yang luput dari seseorang, maka permasalahan ini harus
dijelaskan secara terperinci.
d. Sebagaimana kesyirikan, ada yang ashghar dan akbar, demikian
pula kekafiran; ada kufr ashghar dan kufr akbar. Keduanya
merupakan dua hal yang berbeda, termasuk dampak dan segala
konsekwensinya.
e. Tidak otomatis menyematkan keimanan pada diri seseorang hanya
karena adanya cabang keimanan yang tampak pada dirinya,
demikian pula kekafiran. Sebagaimana seseorang yang mengetahui
sedikit tentang masalah kedokteran tak mesti disebut sebagai
134
“dokter”.
134 Said bin Wahf al-Qahthani, Qadliyat al-Takfir fi Dlaw’ al-Kitab wa al-Sunnah, hlm. 31-34.
Lihat pula, Abd Latief Hasan Alu Syaikh, Ushul wa Dlawabith fi al-Takfir, Editor: ‘Abd salam
Nashir Alu Abd karim, hlm. 31-47
236