Page 184 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 184

Pemilu Indonesia dan KPU selalu menjadi rujukan dalam upaya peningkatan
           kualitas Pemilu di Asia.

           E.12. Isu-Isu Strategis Kelembagaan KPU


           Walau keorganisasian KPU sudah diatur sedemikian rupa diatur dalam UU
           Pemilu, Perpres Nomor 105 Tahun 2018 tentang Susunan Organisasi dan
           Tata  Kerja  Sekretariat  Jenderal  KPU,  Sekretariat  KPU  Provinsi  dan
           Sekretariat KPU Kabupaten/Kota dan PKPU Nomor. 8 Tahun 2019 tentang
           tata Kerja KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, dalam praktiknya
           operasional organisasi KPU senantiasa mengalami hambatan dan tantangan
           yang relevan dijadikan sebagai isu strategis dalam memperkuat organisasi
           KPU.  Berikut  ini adalah tabel  beberapa  isu  strategsi  dan  solusi  alternatif
           dalam kelembagaan organisasi KPU.



                              Faktor Penting dalam kelembagaan KPU
           ▪ Penegakan  aturan  dan  Standar  Operasional  Prosedur  (SOP)  dalam  mengimplementasikan
             mekanisme hirarki.
           ▪ Rapat Pleno adalah institusi pengambilan putusan tertinggi di KPU secara kolektif kolegial (ter-
             masuk KPU di daerah).
           ▪ Sekretariat dapat dilibatkan dan memfasilitasi serta menjalankan putusan pleno
           ▪ SOP perlu  diterapkan dalam Pleno, seperti  daftar  hadir, notulensi,  risalah rapat  dan  berita
             acara.
           ▪ Pemenuhan dokumen resmi disusun berdasarkan Peraturan KPU tentang Tata Naskah Dinas.
           ▪ Mengoptimalkan arsip digital
           ▪ Koordinasi yang intensif antara Komisioner dengan Sekretariat untuk memahami tugas pokok
             dan fungsi masing-masing, khususnya tanggung jawab Sekretariat dalam aspek fungsional dan
             administratif.
           ▪ Optimalisasi  supervisi  dan  monitoring  sebagai  bentuk  quality  control  kepada  jenjang  di
             bawahnya dikaitkan juga sebagai bagian dari pelaksanaan Pengawasan Internal.
           ▪ Penyempurnaan aturan (normatif).
           ▪ Solusi dengan mengakrabkan/membangun teamwork (coffee morning, outbond).
           ▪ Memperkuat kapasitas penyelenggara di tingkat KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bukan
             hanya  dengan  bimtek,  tetapi  juga  lewat  training,  kursus,  atau  study  banding  belajar  best
             parctices ke negara lain.
           ▪ Melakukan  mekanisme  knowledge  sharing  bagi  anggota  KPU  yang  telah  selesai  mengikuti
             bimbingan teknis (Bimtek) dan rapat koordinasi (Rakor).
           ▪ Koordinator  Divisi  dan  wilayah  tidak  dapat  mengambil  keputusan  sendiri,  semuanya  harus
             diputuskan dalam Rapat Pleno.
           ▪ Pemahaman yang utuh dan komprehensif bagi semua anggota KPU tentang tata kelola yang
             menjadi core subject KPU termasuk penganggaran dan operasionalisasinya.
           ▪ Perlu  ada  desain  dan  pengaturan  jadwal  rekrutmen  anggota  KPU,  KPU  Provinsi  dan  KPU
             Kabupaten/Kota sehingga simultan dengan periode Pemilu/Pilkada.
           ▪ KPU perlu melakukan rekrutmen ASN organik KPU baik yang ASN maupun Pegawai Pemerintah
             Dengan Perjanjian Kerja (P3K) berpedoman pada aturan ASN yang berlaku.

    168     BAB 4 – KELEMBAGAAN PENYELENGARA PEMILU
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189