Page 234 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 234

dihitung secara bersamaan. Sedangkan melalui Situng, KPU mendapatkan
           data hasil penghitungan suara yang berasal dari TPS dan diupload ke dalam
           sistem dan semua orang dan pihak dengan mudah dapat melihat secara
           rinci hasil tersebut. Secara hukum, proses rekapitulasi suara yang disahkan
           dan  mendapatkan  legitimasi  adalah  melalui  penghitungan  manual  dan
           berjenjang dengan keputusan yang ada di berita acara. Untuk penghitungan
           melalui Situng adalah proses pembanding untuk melihat transparansi dan
           akuntabilitas penghitungan suara yang berasal dari tingkat paling bawah
           yaitu  TPS.  Sayangnya,  penghitungan  Situng  selalu  mengalami  kesulitan
           manakala  infrastruktur  teknologi  informasi  (TI)  yang  belum  sepenuhnya
           merata di seluruh wilayah Indonesia sehingga keakuratan dan kecepatan
           data untuk menjadi pembanding belum optimal.

           Dalam tahapan penetapan hasil penghitungan suara, KPU RI, KPU Provinsi
           dan  KPU  Kabupaten/Kota  tentu  harus  memperhatikan  ketentuan  dan
           regulasi dalam penentuan akhir dalam penetapan suara berdasarkan sistem
           pemilu yang diterapkan. Untuk pilpres, sepasang calon yang terpilih tentu
           harus melewati ketentuan perolehan suara terbanyak.

           Sedangkan dalam Pemilu DPD, ketentuan yang berlaku adalah empat calon
           dengan suara terbanyak di setiap daerah pemilihan (Provinsi) dinyatakan
           sebagai pemenang. Sementara itu, dalam Pemilu DPR, DPRD Provinsi, dan
           Kabupaten/Kota,  penentuan  pemenang  kursi  melalui  mekanisme  sistem
           Sainte  Lague  (murni)  dimana  ada  penghitungan  dengan  pembagian
           bilangan ganjil dan mendapatkan calon dengan suara terbanyak dari partai
           yang  juga  memperoleh  suara  terbanyak.  Sedangkan  dalam  Pilkada,
           penentuan pemenang melalui perolehan suara terbanyak dengan menimal
           perolehan suara 30 persen. Untuk itu, setiap penyelenggara pemilu dapat
           memperhatikan  dengan  hati-hati  dalam  memutuskan  penetapan  hasil
           pemilu. Lebih detail tentang hal ini dibahas di Bab 3.


           E.6.  Identifikasi  tantangan/hambatan  dan  cara  mengatasinya  dalam
                 tahapan pelaksanaan


           Setelah kita mengetahui secara rinci berbagai detail kegiatan umum yang
           biasanya  dilakukan  oleh  para  penyelenggara  pemilu  dalam  tahapan
           pelaksanaan,  maka  identifikasi  tantangan  dan  hambatan  perlu  juga
           diperhatikan.  Sebagaimana  di  tahapan  sebelumnya,  identifikasi  yang


    218     BAB 5 – TAHAPAN PEMILU
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239