Page 278 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 278

yang memanfaatkan jaringan komunikasi milik BRI dan BNI yang kemudian
           datanya dikirim ke KPU. Teknologi informasi yang digunakan oleh KPU pada
           Pemilu  1999  dikenal  dengan  konsep  jaringan  Sistem  Komunikasi  Haji
           Terpadu (Siskohat).


           Pada  Pemilu  2004,  penggunaan  teknologi  tidak  hanya  dilakukan  untuk
           menyimpan data hasil pemilu,  tetapi  juga dimaksudkan untuk  efektifitas
           proses rekapitulasi. Sehingga harapannya pemilih dan peserta pemilu dapat
           mengetahui hasil pemilu dengan cepat. Formulir C1 IT disediakan di level
           kecamatan untuk dientri oleh operator dan dikirim langsung ke Data Center
           KPU. Data tersebut kemudian ditabulasi di Pusat Tabulasi Nasional Pemilu
           dan  ditampilkan  di  website  sehingga  masyarakat  dapat  melihat  secara
           langsung real count hasil Pemilu.

           Pemanfaat sistem teknologi informasi terus dikembangkan di Pemilu 2009
           sampai dengan Pemilu 2019. Dalam perjalanannya penggunaan teknologi
           tidak hanya sebatas pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara,
           yang  sebetulnya  hanya  ditempatkan  sebagai  informasi  publik  karena
           undang-undang  pemilu  yang  ada  mengatur  proses  pemungutan  dan
           penghitungan  suara  secara  manual.  Namun,  lebih  jauh  penggunaan
           teknologi sejak Pemilu 2014 masif digunakan di setiap tahapan yang salah
           satu tujuan utamanya ialah untuk efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
           pemilu, memberikan transparansi proses pemilu, memberikan pendidikan
           politik, dan membangun kepercayaan publik.


           Berikut sejumlah inovasi KPU dalam mengembangkan infrastruktur tahapan
                                   12
           penyelenggaran Pemilu:

           1. Sistem Informasi Partai Politik (SIPOL)

           Ujian pertama yang dihadapi KPU dalam menyelenggarakan Pemilu 2014
           adalah  melaksanakan  tahapan  pendaftaran  dan  verifikasi  Parpol  peserta
           pemilu secara sukses dan lancar. Tahapan ini berjalan secara sukses apabila
           dalam  proses  pendaftaran  dan  verifikasi  Parpol  peserta  pemilu  tersebut
           KPU menjalankan proses secara transparan, mandiri, akurat, profesional,

        12  Penjelasan Bagian ini  sebagian besar dikutip dari Buku Inovasi Pemilu, Mengatasi tantangan
          Memanfaatkan Peluang, Komisi Pemilihan umum 2017, Bab 7 Teknologi Informasi dalam
          Penyelenggaraan Pemilu
    262     BAB 6 – MANAJEMEN PENYELENGGARA PEMILU
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283