Page 277 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 277

menjatuhkan  pilihan  pada  teknologi  tertentu.  Untuk  itu,  menjadi
                     penting  untuk  memastikan  apakah  sistem  teknologi  yang  digunakan
                     lebih efisen dibandingkan dengan sistem sebelumnya;

                 10.  Evaluasi keberlanjutan teknologi:
                     apakah  teknologi  tersebut  memiliki  masa  waktu  penggunaan  yang
                     lama?  Atau  justru  sekali  pakai?  Dua  pertanyaan  ini  penting  untuk
                     diajukan karena menyangkut prinsip efisiensi dan juga besaran biaya
                     yang  dikeluarkan.  Jika  sebuah  teknologi  dapat  digunakan  secara
                     berkelanjutan dari satu pemilu ke pemilu berikutnya, maka teknologi
                     tersebut dapat dikatakan efisien dan efektif untuk diterapkan dalam
                     jangka panjang;

                 11.  Fleksibilitas teknologi dengan regulasi pemilu:
                     pemilihan    teknologi   yang    akan    diterapkan    harus   dapat
                     menyesuaikan/fleksibel  dengan  konteks  regulasi  pemilu  yang
                     diterapkan di suatu negara ditengah situasi regulasi pemilu yang sering
                     kali dinamis atau dapat berubah-ubah dari pemilu ke pemilu;

                 12.  Mudah digunakan dan dipercaya masyarakat:
                     cara kerja teknologi haruslah mudah dipahami dan mudah digunakan
                     oleh  pemilih.  Kemudahan  ini  akan  mendorong  kepercayaan  pemilu
                     terhadap sistem teknologi yang dibangun oleh penyelenggara pemilu.
                     Sehingga  harapannya  tidak  ada  resistensi  atau  penolakan  terhadap
                                            11
                     sistem yang digunakan.

                 Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat memberi
                 peluang pengelolaan data dan informasi yang cepat dan akurat sehingga
                 perlu  dimanfaatkan  oleh  KPU  dalam  melaksanakan  tugas  dan  fungsinya
                 untuk  memberikan  pelayanan  kepada  masyarakat  dan  pemangku
                 kepentingan  lainnya.  Pada  praktiknya,  pemanfaatan  teknologi  informasi
                 bukanlah hal yang baru dalam pemilu di Indonesia. Berdasarkan hasil kajian
                 “Penerapan Teknologi dalam Pemilu dan Pilkada” oleh tim kajian penerapan
                 teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Pemilu dan Pilkada yang diinisiasi
                 oleh  KPU  periode  2012-2017,  sejak  pemilu  pertama  pasca  tumbangnya
                 rezim otoritarian orde baru, Indonesia mulai menggunakan teknologi dalam
                 menunjang  aktivitas  penyelenggara  pemilu.  Hasil  Pemilu  1999  mulai
                 didigitalisasi dengan cara dientri ke komputer pada tingkat Kabupaten/Kota


              11  http://aceproject.org/ace-en/topics/et/introduction/et20 (diakses pada tanggal 30 Agustus 2019).
                                                BAB 6 – MANAJEMEN PENYELENGGARA PEMILU     261
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282