Page 9 - Pengukuran Lita Nurnawangsih
P. 9
CARA PERHITUNGAN RALAT
1. Fenomena dalam Pengukuran
Pengukuran merupakan proses untuk mendapatkan informasi besaran fisis
yang diukur. Dalam percobaan di laboratorium seorang praktikan harus bisa
menyimpulkan suatu percobaan berdasarkan data yang diperoleh. Oleh karena itu
praktikan harus memiliki data yang benar-benar valid. Untuk memperoleh data
yang valid atau benar praktikan harus melakukan eksperimen tidak hanya sekali
agar memperoleh data yang akurat dan presisi.
2. Akurasi (Accuracy) dan Presisi (Precession).
Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi yang baik, yaitu
hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil. Keakuratan sebuah
eksperimen diukur dari seberapa dekat hasil ukur dengan nilai sebenarnya.
Dalam hal ini sebelum sebuah alat ukur digunakan, harus dipastikan bahwa
kondisi alat sudah dalam keadaan terkalibrasi dengan baik. Sedangkan sebuah
alat ukur dikatakan presisi jika untuk pengukuran besaran fisis tertentu yang
diulang maka alat ukur ters ebut mampu menghasilkan hasil ukur yang sama
seperti sebelumnya.
3. Sumber-sumber dan Tipe-tipe Kesalahan
Sumber-sumber kesalahan dalam eksperimen dapat berasal dari:
1. Instrumen, seperti kalibrasi alat yang tidak sempurna
2. Observasi, seperti kesalahan paralaks pembacaan
3. Environmental, seperti tegangan listrik yang tidak stabil
4. Teori, seperti pengabaian gaya gesek
Sumber ralat di atas dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pengukuran.Dalam pengukuran besaran fisika menggunakan alat ukur atau instrumen,
hasilnya tidak mungkin memperoleh nilai yang benar. Namun, selalu mempunyai
ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam pengukuran.
Kesalahan dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi kesalahan umum, kesalahan
acak dan kesalahan sistematis. Berikut beberapa jenis kesalahan pengukuran yaitu:
12SS16
6