Page 14 - Pengukuran Lita Nurnawangsih
P. 14
tepat. Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil pengukuran tidak
bisa dipastikan sempurna. Dengan kata lain, terdapat suatu ketidakpastian dalam
pengukuran. Oleh karena itu, kesalahan itu pasti mutlak dalam
pengukuran.Ketidakpastian mutlak (KM) adalah kesalahan terbesar yang mungkin
timbul dalam pengukuran. Dalam melaporkan hasil pengukuran dituliskan sebagai
berikut:
X = (x±∆ )[X] (1)
Sedangkan pengukuran berganda berlaku
X = ( ±∆ )[X] (2)
̅
Keterangan:
X = Simbol besaran yang diukur (hasil pelaporan fisika)
(x±∆ ) = Hasil pengukuran tunggal dan ketidakpastian mutlak
( ±∆ ) = Hasil pengukuran nilai rata-rata ( pengukuran berganda) dan
̅
ketidakpastian mutlak
[X] = Satuan besaran x (dalam satuan SI)
Untuk pengukuran tunggal, maka ketidakpastian mutlak berlaku:
1
∆ = dari nilai skala terkecil suatu alat (3)
2
Sedangkan untuk pengukuran berulang (sebanyak tiga kali pengukuran)
berlaku dengan cara menhitung nilai rat-rat dan hasil pengukuran misa x1, x2, x3.
Secara perhitungan dapat ditentutkan dengan
x1 = | − | (4)
̅
x2 = | − | (5)
̅
x3 = | − | (6)
̅
Dengan = 1+ 2 + 3 , Jadi ∆ yang dipilih adalah:
̅
3
12SS111
11