Page 15 - Pengukuran Lita Nurnawangsih
P. 15
∆ = maks (7)
∆ = maks berlaku untuk pengukuran sebanyak 3 kali, dan dapat diambil
deviasi maksimum. Deviasi adalah selisih antara tiap hasil pengukuran dari nilai rata-
ratanya.
Sedangkan untuk pengukuran sebanyak leih dari 3 kali, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus standar deviasi (simpangan baku Sx) yaitu:
2
Sx= 1 √ ∑ −(∑ ) 2 (8)
−1
N adalah jumlah data pengukuran
Contoh:
Hasil Pengukuran (HP) Nilai Skala Terkecil (NST) Ketidakpastian Mutlak (KM)
112,00 mm 1 mm 0,5 mm
20,60 mm 0,1 mm 0,05 mm
4,52 mm 0,01 mm 0,005 mm
0,15 mm 0,001 mm 0,0005 mm
Ketidakpastian mutlak sangat berkaitan dengan ketepatan pengukuran yaitu
semakin kecil ketidakpastian mutlak, makin tepat pengukuran tersebut. Sebagai
contoh:
a. Pengukuran waktu dengan alat stopwatch menghasilkan t = (6,50 ± 0,10) s
adalah hasil pengukuran yang ketepatannya lebih tinggi dari pada t = (6,5 ±
0,2) s.
b. Pengukuran tegangan dengan alat voltmeter menghasilkan V = (5,42 ± 0,20)
V adalah hasil pengukuran yang ketepatannya lebih tinggi dari pada V = (5,4
± 0,5)V
∆ disebut ketidakpastian mutlak pada nilai hasilpengukuran dan dapat
digambarkan pada kualitas alat ukur baik atau tidak yang digunakan. Artinya semakin
kecil ketidakpastian mutlak pengukuran yang dihasilkan maka kualitas alat ukur
semakin baik.
12SS112
12