Page 34 - 03.03 Modul Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar
P. 34
MV Kamath dalam “Professional Journalism” menyebutkan bahwa depth
report adalah laporan yang mengabarkan kepada pembaca mengenai
keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi. Namun, bukan
berarti pula bahwa pelaporan harus selalu menjadi berpanjang-panjang
kalimat.
Reportase Mendalam memfokus pada upaya penyajian background
information yang begitu detail. Teknik penulisannya menggunakan
feature acrticle atau news feature. Situation reporting dan event reporting
pun sama, menjadi alat depth reporting.
Menurut Ferguson & Patten dalam “Journalism Today!”, tujuan in-depth
reporting memberikan kelengkapan pengisahan (complete stories) –
pengisahan dengan substansi. Adapun ciri-cirinya, yaitu:
Fakta lebih mendalam.
Ada Informasi tambahan.
Melaporan secara menyeluruh sehingga tidak tersisa.
Tetap ada topik khusus yang dikupas.
Juga memuat penyajian tentang background informasi yang detail.
Penyajian lebih banyak berkisah atau mengisahkan dengan teknik
news fearture atau arcticle feature.
Data yang kuat sekali
(3) Reportase Komprehensif
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan komprehensif sebagai
1 bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik; 2 luas dan
lengkap (tt ruang lingkup atau isi); mempunyai dan memperlihatkan
wawasan yang luas (Edisi Ketiga, Balai Pustaka, halaman 585).
Dengan demikian maka reportase komprehensif adalah laporan
mengenai fakta peristiwa atau pendapat atau keduanya yang
mengangkat suatu topik yang tengah diperbincangkan dalam
masyarakat. Isinya mampu memberikan penjelasan secara detail
kepada pembaca tentang topik itu dengan sisi yang luas. Tujuannya
agar pembaca mengetahui duduk persoalan yang hangat itu secara
menyeluruh.
Andreas Agung dalam paper “Dasar-Dasar Jurnalistik” menyebutkan
bahwa reportase komprehensif merupakan pengembangan dari
reportase interpretarif di mana selain dicari keterkaitan suatu peristiwa
27
Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar