Page 35 - 03.03 Modul Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar
P. 35
dengan peristiwa-peristiwa lainnya, juga menempatkannya pada sistem
sosial.
Djudjuk Juyoto dalam “Jurnalistik Praktis” mengatakan, reportase
komprehensif mampu mengaktualkan, menghangatkan kembali suatu
peristiwa. Dia menjelaskan bahwa suatu peristiwa tidak mungkin
berdiri tanpa ada latar belakang dan tindak lanjutnya. Artinya, suatu
peristiwa berkaitan dengan peristiwa-peristiwa lainnya. Adapun ciri-
cirinya, yaitu:
Ada topik yang dibahas.
Biasanya menjawab pertanyaan tentang bagaimana suatu topik itu
bergulir.
Lebih menjelaskan fakta-fakta tersebut secara menyeluruh.
Tetap menambahkan data yang menjelaskan fakta-fakta tersebut.
Penyajiannya biasanya menggunakan news feature.
(4) Reportase Investigasi
William L. Rivers, Bryce Mc Intryre and Alison Work dalam “Editorial”
menyebutkan reportase investigasi adalah laporan yang biasanya
memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversial. Dalam jenis
laporan ini para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh
fakta yang tersembunyi demi suatu tujuan. Pelaksanaannya sering
ilegal atau tidak etis. Lebih banyak menjawab unsur why dan why.
Adapun ciri-cirinya, yaitu:
Ada tujuan yang ingin dicapai (goal).
Mengangkat topik yang kontroversial.
Lebih menjawab pertanyaan why dan why.
Penggarapan merupakan kerja sebuah tim.
Membutuhkan waktu yang lama. Tidak seperti berita yang 1×24 jam.
Gaya penulisan bisa menggunakan news feature.
Dilengkapi dengan data yang lengkap untuk mendukung fakta yang
diungkap.
3. Teknik Reportase Jurnalistik
Teknik reportase terdiri dari tiga hal berikut ini
(1) Observasi : yaitu wartawan langsung datang ke lokasi kejadian,
mengamati, dan mengumpulkan data/fakta kejadian tersebut.
28
Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar