Page 278 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 278

Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang



                             Lagi pula, hanya empat bulan setelah Proklamasi, Sekutu

                     datang untuk melucuti bala tentara Jepang. Namun Belanda

                     melalui NICA membonceng dengan niat kembali menguasai

                     bekas jajahan mereka. Tak terhindarkan, konflik pun terjadi.
                     NICA dengan tentaranya kembali menduduki Jakarta, ketika

                     Republik Indonesia yang masih bayi belum memiliki organ

                     pertahanan yang memadai. Jakarta kembali diduduki Belanda

                     yang dibantu oleh Sekutu. Akhirnya, para pemimpin Indonesia,
                     mulai dari Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Hatta beserta

                     menteri-menteri kabinet harus mengungsi dan memindahkan

                     ibukota Republik ke Yogyakarta.

                             Dalam suasana masa Revolusi yang demikian, mana

                     ada waktu bagi pemerintah Republik akan mengurus berbagai
                     kejahatan perang Jepang yang telah mengorbankan jutaan

                     rakyat Indonesia. Termasuk korban yang ditimbulkan Tragedi

                     Klender dan Peristiwa Mochtar. Maka kisah Mochtar dan

                     tragedi kematiannya terkubur bersama jasadnya yang tidak tahu
                     pula di mana dimakamkan.




                     Penghargaan dan Tanda Jasa: Tabir Mulai Terkuak


                             Kisah Mochtar benar-benar terkubur dari pengetahuan

                     publik dan perhatian pemerintah selama lebih 20 tahun. Akan
                     tetapi, para (bekas) kolega dan sejawatnya tentu takkan pernah

                     melupakan Mochtar. Tidak bisa ditelusuri, siapa dan lembaga

                     apa yang mengusulkan, pada awal tahun 1965 nama Mochtar







                                                           249
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283