Page 280 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 280

Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang



                     1965. Piagam itu ditandatangani oleh Menteri Perguruan Tinggi

                     dan Ilmu Pengetahuan Brigjen TNI dr. Sjarif Thajeb. Dalam

                     piagam  itu  disebut,  Prof.  Dr.  Achmad  Mochtar  “berwenang

                     sepenuhnya menerima hak-hak yang tercantum dalam surat
                     (ke) putusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan

                     No. 98 tahun 1963. Tidak dijelaskan isi surat putusaan tersebut,

                     tetapi kemungkinan menyangkut hak-hak atas kedudukan

                     sebagai karyawan (anumerta) dan hak-hak keuangan.
                             Tahun 1972, melalui Surat Keputusan Presiden

                     Republik Indonesia Nomor 037/TK/Tahun 1972, Mochtar

                     dianugerahi Bintang Tanda Jasa Kelas 3 (Bintang Jasa Nararya).

                     Penganugerahan itu, demikian dinyatakan, sebagai penghargaan

                     atas kesetiaan dan jasa-jasanya yang besar terhadap negara dan
                     bangsa, khususnya dalam bidang kesehatan. Dengan demikian,

                     jelaslah di mata Negara Republik Indonesia, nama Achmad

                     Mochtar adalah bersih, bukan sebagai yang bersalah seperti

                     yang dituduhkan pemerintah pendudukan militer Jepang.
                             Tidak hanya sampai di situ. Pada awal 1980-an Gubernur

                     Sumatera Barat Ir. Azwar Anas mengusulkan nama Dr. Achmad

                     Mochtar digunakan sebagai nama Rumah Sakit Umum

                     Daerah Provinsi Sumatera Barat yang berlokasi di Bukittinggi.

                     Usul tersebut disetujui oleh Menteri Kesehatan melalui Surat
                     Keputusan tertanggal 13 Oktober 1981. Peresmian penggunaan

                     nama Prof. Dr. Achmad Mochtar untuk RSUD Provinsi

                     Sumatera Barat di Bukittinggi itu dilakukan langsung oleh

                     Menteri Kesehatan RI Dr. Suwarjono Suryaningrat pada hari

                     Selasa, 27 Oktober 1981 dengan pembukaan selubung papan


                                                           251
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285