Page 285 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 285
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
masih hidup. Ada yang kesaksian berdasarkan wawancara
oleh Hanafiah, dan ada pula yang ditulis oleh pelaku sendiri.
Termasuk tulisan Prof. Dr. Bahder Djohan yang tidak dimuat
lengkap oleh surat kabar harian Operasi 1968.
Satu lagi buku yang nyaris luput dari sorotan publik
adalah Tales of a Revolution yang pernah ditulis oleh Abu
2
Hanifah, keponakan Siti Hasnah seperti yang dikutip Marzuki
dan Baird (2020:31),
Buku yang ditulis pada awal 1970-an memberi kritik keras
terhadap Sukarno an program romusha yang ia dukung, serta
tentu saja mengkritik sikapnya atas Peristiwa Mochtar.
Peristiwa Mochtar mulai memasuki khasanah
perpustakaan nasional menjelang akhir tahun 1970-an.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun
buku “Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia” yang ditulis
oleh suatu Panitia yang diangkat oleh Menteri Kesehatan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan tertanggal 23
Mei 1975 Nomor: 235/V-Birhukmas/75. Buku tersebut yang
baru diterbitkan pada tahun 1978 memuatkan tulisan dari Dr.
M. Ali Hanafiah yang garis besarnya menjelaskan kembali apa
yang ditulisnya dalam buku Drama Kedokteran Terbesar. Dr.
Ali Hanafiah mengakhiri tulisannya dengan menyampakan
semacam appeal kepada Pemerintah Indonesia sebagai berikut:
Dalam peristiwa tetanus di Klender, Prof. Mochtar dan
bawahannya oleh Kenpeitai dinyatakan bersalah membunuh
2 Abu Hanifah, Tales of a Revolution, Sydney: Angus dan Robertson, 1972.
256