Page 282 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 282
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
bekas sejawatnya, Prof. Dr. Bahder Djohan, yang menulis sebuah
artikel berjudul “Suatu Kisah Sedih Yang Menuntut Peninjauan
Kembali”, dan diterbitkan surat kabar harian Operasi edisi 4
Agustus 1968.
Setelah itu, sejauh penelusuran kami, tim penulis buku
ini, itulah tulisan pertama yang mengangkat Tragedi Klender
dan Paristiwa Mochtar, hampir seperempat abad setelah
kejadiannya. Rupanya tulisan Bahder Djohan tidak dimuat utuh
oleh surat kabar itu. Maka tulisan aslinya ia serahkan kepada
Prof. Dr. Moh. Ali Hanafiah, adik ipar Ahmad Mochtar, yang
tanpa kenal lelah terus menggali tragedi yang dialami seorang
ilmuwan terbaik yang pernah dilahirkan negeri ini. Akhirnya
tulisan Prof. Bahder Djohan diterbitkan secara lengkap dalam
buku kecil Drama Kedokteran Terbesar di tahun 1976 yang
disusun Ali Hanafiah.
Penelusuran penulis yang mencoba mencari tahu ke
Perpustakaan Nasional RI, hanya menemukan tiga artikel
di surat kabar lama yang mengangkat Tragedi Klender dan
pembunuhan Mochtar. Yang pertama adalah tulisan wartawati
Irene K. dengan judul “Mengenang Prof. Dr. Achmad Mochtar,
jang Menjadi kambing hitam Djepang” dimuat surat kabar
Harian Sinar Harapan edisi 14 Juli 1970. Empat bulan kemudian,
muncul tulisan dari Jatman (salah satu korban dan saksi hidup
Tragedi Klender, bekas anak buah Mochtrar), menanggapi
dan melengkapi tulisan Irene K. Tabir mulai terkuak. Tulisan
Jatman yang berjudul “Sebuah Tanggapan: Mengenang Prof.
Dr. Achmad Mochtar jang Mendjadi Kambing Hitam Djepang”
253