Page 57 - Tesis Musdaliva
P. 57
39
pertaniannya. Tingginya keterlibatan tersebut dikarenakan keterlibatan
perempuan sudah komprehensif dalam proses-proses pertanian.
Keterlibatan sudah dimulai dari persiapan lahan, penanaman, perawatan,
pemberantasan hama penyakit tanaman sampai panen, pasca panen
seperti perontokan, panen, pembersihan hasil panen, pengangkutan,
penyortiran hasil panen dan pemasaran. Disamping itu, rendahnya tingkat
keterlibatan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan cenderung
dikarenakan kurangnya pengakuan terhadap kemampuan dan wawasan
perempuan. Hal ini juga akibat pengakuan atas kesetaraan gender kurang
dilakukan dan dipahami. Pada sisi lain, budaya patrenalis masih sangat
dipegang erat oleh masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Rani Andriani Budi Kusumo, dkk
yang dimuat di Jurnal Kependudukan Padjadjaran tahun 2008
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pola pengambilan
keputusan dalam penyediaan makanan, keuangan keluarga, kegiatan non
usahatani dan kegiatan sosial kemasyarakatan antara keluarga petani
padi dan hortikultura. Sebagian besar istri petani padi dan istri petani
hortikultura memiliki peran ganda, selain berperan dalam mengurus rumah
tangganya, istri juga bekerja di sektor pertanian maupun non pertanian;
namun hal tersebut tidak diimbangi dengan keterlibatan suami di sektor
domestik. Pekerjaan mengurus anak pada sebagian besar keluarga petani
padi dan lebih dari separuh keluarga petani hortikultura dilakukan oleh