Page 41 - REAKSI SEnyawa organik MONOFUNGSI
P. 41
Chapter 3 Alkil halida
Dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT) yang digunakan sebagai
insektisida.
Banyak senyawa organohalogen memiliki sifat toxic dan menimbulkan
kerusakan lingkungan. Misalnya, pelarut-pelarut karbon tertraklorida
(CCl4) dan kloroform (CHCl3) yang bila dihirup berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan hati. Selain itu, penggunaan DDT secara
berlebihan dalam pertanian menyebabkan kerusakan lingkungan. Senyawa
halogen organik lainnya yang terlibat dalam kerusakan lingkungan
termasuk polikloro- dan polibromo-bifenil (PCB dan PBB), yang digunakan
sebagai cairan perpindahan panas dan penghambat api. Freon (misalnya
CCl2F2 dan klorofluorokarbon lainnya) yang digunakan sebagai gas
pendingin dan bahan pemadam kebakaran berkontribusi terhadap
penipisan lapisan ozon.
3.1. Struktur senyawa alkil halida
Alkil halida adalah alkana tersubstitusi halogen dimana satu atau
lebih atom hidrogen dari suatu alkana digantikan oleh atom halogen
seperti fluor, klor, brom, atau yodium. Alkil halida memiliki rumus umum
yaitu RX, dan dimana R dapat berupa gugus alifatik dan gugus aromatik.
Sementara X merupakan halida (unsur-unsur halogen) yaitu F, Cl, Br, dan
I.
Ikatan antara gugus metil dengan fluor, klor, brom, dan ioda
3
terbentuk oleh tumpang tindih orbital sp dari karbon dengan orbital sp 3
dari fluor, klor, brom, dan iod. Kekuatan ikatan C⎯X menurun dari metil
fluorida ke metil iodida. Perlu pula dicatat bahwa halogen lebih
elektronegatif daripada karbon. Keelektronegatifan iod dekat dengan
keelektronegatifan karbon, ion iod mudah dipolarisasi. Oleh karena itu
ikatan C-X bersifat polar di mana karbon mengemban muatan posisif
+
-
partial (δ ) dan halogen muatan negatif partial (δ ). Dengan demikian
kerapatan elektron pada halogen lebih tinggi daripada karbon.
Atom karbon dalam alkil halida terikat pada atom halogen, yang
terhibridisasi sp dan menunjukkan bentuk tetrahedral. Sedangkan aril
3
halida adalah senyawa yang atom halogennya terikat pada atom
REAKSI SENYAWA OGANIK MONOFUNGSI 39