Page 15 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 15
Pendahuluan
Laksmi Adriani Savitri dan Mohamad Shohibuddin
Perubahan ekonomi politik yang terjadi satu dasawarsa
terakhir ini belum mampu menghasilkan terwujudnya ke-
adilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masih banyak
persoalan struktural yang dihadapi: kemiskinan, peng-
angguran, kosentrasi kepemilikan aset oleh sekelompok kecil
masyarakat, sengketa dan konflik agraria, krisis pangan dan
energi, hingga penurunan kualitas lingkungan hidup. Berbagai
problem struktural ini telah menyebabkan hilangnya akses
masyarakat terhadap hak-hak dasar mereka.
Data kemiskinan yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik
(BPS) pada Maret 2007 menunjukkan bahwa jumlah orang
miskin di Indonesia mencapai 37,17 juta jiwa, atau 16,58
persen dari total populasi Indonesia. Di kawasan perkotaan,
percepatan kemiskinan tersebut adalah 13,36 persen, sedang-
kan di kawasan perdesaan mencapai 21,90 persen. Data ini
menunjukkan bahwa kemiskinan paling banyak dialami oleh
penduduk pedesaan yang pada umumnya bekerja sebagai
petani dan buruh tani. Dari total penduduk miskin di Indo-
nesia, sekitar 66 persen berada di pedesaan dan 56 persen di
antaranya menggantungkan hidup dari pertanian.
Rakyat miskin di pedesaan terjerat dalam siklus ke-
miskinan karena mereka tidak memiliki aset yang dapat
dikelola secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas
kehidupannya. Jika negara ini benar-benar hendak meng-
1