Page 16 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 16

entaskan kemiskinan di pedesaan, maka mau tidak mau,
           negara harus memberikan aset dan akses sumber-sumber
           penghidupan pada rakyat miskin, terutama tanah bagi mereka
           yang di pedesaan. Selanjutnya, tentu saja peningkatan akses
           kepada modal, teknologi, dan pasar. Dalam kerangka inilah
           pentingnya menjalankan reforma agraria sebagai jalan keluar
           untuk mengatasi persoalan struktural yang dihadapi oleh
           petani. Reforma agraria penting dijalankan sebagai agenda
           bangsa dan strategi dasar negara untuk membangun struktur
           politik, ekonomi dan sosial yang berkeadilan.
                Pada tahun 2006, Pemerintah melalui Badan Pertanahan
           Nasional RI (BPN-RI) mulai menjalankan reforma agraria
           dengan prinsip “tanah untuk keadilan dan kemakmuran”.
           Agenda pemerintah ini dikenal dengan Program Pembaruan
           Agraria Nasional (PPAN). Melalui program ini direncanakan
           pengalokasian tanah objek reforma agraria seluas 9,25 juta
           hektar (Ha), terdiri dari: 8,15 juta Ha berasal dari hutan
           konversi, dan 1,1 juta Ha berasal dari tanah di bawah kewe-
           nangan langsung BPN. Untuk mematangkan rencana ini, sejak
           tahun 2007 BPN menjalankan ujicoba PPAN di 32 Provinsi,
           termasuk di sejumlah Kabupaten di Jawa. Untuk melanjutkan
           rencana ini secara lebih intensif, pada tahun 2008 lalu BPN
           memulai perencanaan kebijakan reforma agraria terpadu di
           wilayah Jawa bagian selatan yang mencakup 34 (tiga puluh
           empat) kabupaten.
                Dihadapkan pada ragam kondisi dan problem di tiap-
           tiap daerah, maka penting agar agenda reforma agraria yang
           dijalankan BPN dapat diterjemahkan menjadi “menu-menu
           program” yang spesifik yang dapat menjawab masalah-
           masalah agraria yang hendak diatasi melalui pelaksanaan
           reforma agraria. Banyak masalah agraria ini mengemuka
           sebagai sebuah “kemiskinan yang kronis” melalui berbagai
           relasi dan mekanisme sosial-politik tertentu. Kompleksitas
           dan kekasatmataan kemiskinan kronis ini menuntut

                                                                   2
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21