Page 18 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 18
agraria lainnya: (3) terbatasnya akses rakyat terhadap sumber-
sumber ekonomi: dan (4) terbatasnya kuasa dan kendali
rakyat atas proses kerusakan ekologis.
Sejalan dengan keempat persoalan pokok tersebut,
maka upaya penyelesaian dan penemuan jalan keluarnya
dalam kerangka reforma agraria haruslah merupakan kesatuan
dari empat kebijakan berikut: (1) penyelesaian konflik-konflik
agraria: (2) penataan ulang struktur agraria yang lebih adil:
(3) pengembangan basis-basis penghidupan (livelihoods) rakyat
yang berkelanjutan: dan (4) perlindungan keberlanjutan fungsi
ekologis.
Konflik klaim penguasaan Pen gem bangan kelem bagaan
dan pe milikan tanah da n m ediasi kon flik agraria, b aik dalam
sumbe r‐sumber ag raria X inst itusi for m al m aup un n on ‐
form al
lainny a
RESOLUSI KO NFLIK
AGRA RIA Akses rakyat terhad ap tan ah dan
sum ber agraria lainn ya, disertai
den gan p eng uatan pem ilikan d an
Y pen gu asaan , baik secara
Hilangnya pe ng uasaan
ind ivid ual m aupun kolektif.
ra kyat ata s tanah dan PEROMBAKAN
sumbe r‐sumber ag raria KETIM PANGAN Akses rakyat terhad ap m o dal,
lainny a STRUKTUR AGRA RIA
tekno logi (budidaya, pengolahan
pasca pan en ), pasar ko m od iti
Z lokaldan inform asi(harga
kom odit i, har ga saprotan , dll)
KEBERLA NJUTAN
Terbata snya akses ra kyat LIVELIHOO D Pen gem bangan d iver sifikasi
te rha dap sum ber‐sumber usah at an i dan in dust rialisasi
e konomi ped esaan yan g berbasis
[ pertanian,kelau tan, kehu tanan ,
KEBERLAN JUTAN perik anan d an petern ak an
FUNGSI EKOLOGIS
Terbata snya kuasa dan Pen gen dalian alih fu ngsi,
kendali rak yat ata s proses revitalisasi lahan p ertanian
(terut am a saw ah ) serta jam in an
kerusakan sosial ekologis keberlanju tan layanan ekolo gis
Bagan 1. Kerangka Pemikiran Mengenai Problem Agraria dan
Krisis Sosial-Ekologi serta Pemecahannya
Melakukan studi agraria dengan tujuan untuk mema-
hami bagaimana problem agraria dipandang dan diposisikan
oleh berbagai pihak, tidak serta-merta menjadikan buku ini
sekedar berupaya melakukan rekonstruksi pengetahuan
(constructivism), tetapi justru ingin menampilkan dimensi dari
konstruksi pengetahuan tersebut yang tidak pernah atau
jarang sekali diungkap. Dengan mengambil posisi seperti itu,
maka seluruh proses penelitian ini akan mencoba meng-
4