Page 20 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 20
dan posisi dari cara-cara penelitian ini dijalankan beserta hasil-
nya.
Riset sistematis ini dilakukan dengan pendekatan kuali-
tatif dan menjadikan metode pengumpulan data kuantitatif
sebagai penjelas konteks lokal, terutama terkait pola peng-
hidupan masyarakat pedesaan. Secara umum, proses analisa
data dan temuan-temuan di setiap kabupaten menggunakan
kerangka analitik yang dilandaskan pada perspektif peng-
hidupan berkelanjutan (sustainable livelihoods perspective).
Perspektif ini dipilih karena mampu memberikan alat untuk
menganalisa dimensi yang kompleks dan dinamis dari wilayah
atau ruang hidup pedesaan. Pendekatan yang datang dari
beragam disiplin ilmu, memposisikannya mampu melampaui
keterbatasan-keterbatasan cara pandang dan cara kerja sektoral.
Meletakkan penghidupan berkelanjutan sebagai inti
analisa dalam konteks pedesaan dan wilayah mensyaratkan
perhatian pada aspek politik dan jejaring kuasa, terutama pada
bagaimana hubungan-hubungan kelas, gender dan hubungan
kapitalistik beroperasi, bagaimana proses-proses pertukaran,
ekstraksi, eksploitasi dan pemberdayaan dari skala lokal
sampai dengan global terjadi. Dimensi keberlanjutan dalam
perspektif ini diartikulasikan oleh kemampuan komunitas
untuk kembali pulih dari kondisi-kondisi krisis, tekanan dan
benturan, termasuk kondisi sumber-sumber kekayaan alam
yang secara langsung maupun tidak menjadi gantungan
kehidupan.
Kegiatan riset sistematis ini dilakukan di enam kabu-
paten yang ditentukan secara purposif untuk dapat menang-
kap keragaman masalah yang berkembang beserta ragam
program intervensi dan inisiatif yang dilakukan oleh berbagai
pihak. Lima kabupaten terpilih berada di wilayah Jawa bagian
selatan, yaitu: Kabupaten Garut, Ciamis dan Tasikmalaya
di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa
Tengah, dan Kabupaten Kulon Progo di Provinsi DIY.
6