Page 19 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 19
ungkap secara kritis bagaimana bentuk-bentuk intervensi yang
dilakukan berbagai pihak, mampu atau gagal menjawab
permasalahan agraria dan krisis sosial-ekologi, terutama
menyangkut cara pembentukan penghidupan masyarakat
pedesaan yang berkelanjutan (sustainable livelihoods). Dalam
konteks ini penting untuk melihat siapa yang diuntungkan
dan siapa yang tersingkirkan oleh berbagai ragam intervensi
itu.
Paradigma teori kritis perlu digunakan sebagai titik
berangkat. Dengan tuntunan paradigma ini, maka dalam
perjalanan untuk mengungkap suara yang terbungkam (silent
voices), cara-cara partisipatoris akan dipilih untuk membangun
ukuran, standar dan kategori yang tidak artifisial, sebagai
usaha untuk semakin mendekat pada multi-realita kehidupan
kaum marjinal pedesaan. Di dalamnya termasuk mendialog-
kan kembali temuan-temuan lapangan kepada setiap komu-
nitas di mana penelitian dilakukan, juga kepada para pihak
yang berkepentingan dan terlibat dalam permasalahan yang
sedang diteliti, yakni melalui apa yang kami sebut sebagai
Lingkar Belajar Bersama Reforma Agraria (LIBBRA).
Dalam keterbatasan para peneliti yang sebagian besar
belum memiliki sejarah keterlibatan intensif dan panjang
dengan komunitas dan pihak-pihak kepentingan lain di lokasi
penelitian, maka tantangan terbesar adalah menjadikan proses
penelitian ini sebagai pemberi opini, input, kritik dan media
belajar bagi komunitas di lokasi penelitian, dan kalangan
pembuat serta penentu kebijakan dari level lokal sampai
dengan nasional (bahkan internasional). Lemahnya alas sosial
semacam ini menyebabkan posisi kritis yang dipilih memiliki
resiko untuk disalahpahami, dimanipulasi untuk mendukung
beragam kepentingan yang sedang bersitegang, maupun
ditolak. Namun demikian, sebagai konsekuensi dari pilihan
paradigmatik, tentu saja dituntut kepekaan dan kemauan
politik yang tinggi dari para peneliti untuk menyatakan sikap
5