Page 16 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 16

Regulasi Pertanahan dan Semangat Keadilan Agraria  3


              itu dapat dilihat pada sulitnya melakukan koordinasi, degradasi
              SDA,  ketimpangan  struktur penguasaan  dan pemanfaatan
              SDA, dan berbagai konflik yang berkepanjangan.
                  Di  bidang pertanahan  sudah  banyak peraturan
              pelaksanaan UUPA yang diterbitkan. Tetapi, ada dua persoalan
              mendasar dalam pembangunan hukum pertanahan. Pertama,
              belum  tersedia  cetak biru kebijakan  pertanahan  yang

              komprehensif.  Berbagai peraturan  disusun  karena urgensi
              untuk mengatasi hambatan yang terjadi dan urgensi-urgensi
              lain. Adanya  tenggat penyelesaian peraturan,  mendorong
              bahwa penyusunan peraturan  itu  tidak  selalu  dilandasi
              Naskah Akademik (NA), yang memuat kerangka konseptual
              sebagai dasar perumusan peraturan yang bersangkutan. Bisa
              jadi, NA bahkan  dibuat bersamaan  atau  setelah  peraturan

              selesai disusun.  Penyusunan  peraturan  yang  reaktif dan
              parsial  itu berpotensi menghasilkan  produk hukum  yang
              sifatnya temporer. Kedua, arah dan strategi penyempurnaan
              UUPA itu pun belum tampak jelas. Kondisi yang dilematis ini
              perlu dicarikan jalan keluarnya.

              Lex Generalis atau Lex Specialis

                  Wacana revisi UUPA diawali dengan usulan Konsorsium
              Pembaruan Agraria (KPA) tahun 1998, yang cenderung memilih
              revisi UUPA sebagai UU yang berfungsi sebagai payung/ induk
              pengaturan  sumber–sumber agraria  (  lex generalis). Tahun
              2000  BPN  menyusun RUU  Pertanahan (lex  specialis), dan

              September 2004  BPN  menyusun RUU  Sumberdaya  Agraria
              (lex generalis).  Tahun 2005/2006  BPN kembali menyusun
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21