Page 20 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 20

Regulasi Pertanahan dan Semangat Keadilan Agraria  7


              ditafsirkan sebagai  negara  “memiliki”  diluruskan sesuai
              tafsir MK; (2) pengertian tanah negara yang semula beragam
              dipertegas  sebagai  tanah  yang  tak  dilekati  hak  atas tanah
              perseorangan/badan hukum,  dan bukan  tanah  ulayat
              masyarakat hukum adat (MHA); (3) penegasan kembali fungsi
              publik  dari  hak  pengelolaan (HPL)  yang  menyimpang  dari
              tujuan semula; (4) pengakuan sejati terhadap keberadaan dan
              hak MHA.

                  Bagaimana kedudukan UUPA jika kelak UUP  terbit?
              UUPA tetap dipertahankan karena RUUP tidak dimaksudkan
              untuk mengubah UUPA, tetapi melengkapi dan meluruskan
              tafsir yang menyimpang dari falsafah dan prinsip dasar UUPA.
              Falsafah UUPA dipertahankan, prinsip dasar UUPA diperkuat
              dengan prinsip-prinsip Pembaruan Agraria (TAP MPR RI No

              IX/MPR/2001) dan dijadikan landasan penyusunan RUUP.
                  Walaupun bersifat  lex specialis,  RUUP diharapkan
              dapat menjadi  jembatan  antara  untuk meminimalisasi
              ketidaksinkronan peraturan perundang-undangan  sektoral
              terkait bidang  pertanahan.  Hal itu  antara lain melalui
              kewajiban  pemerintah  mendaftarkan  tanah di  seluruh

              wilayah Indonesia tanpa kecuali, meliputi tanah negara, tanah
              perseorangan/badan hukum, dan tanah ulayat MHA. *






              *   Melalui Permen  ATR/Ka BPN No.  35  Tahun 2016  tentang
                  Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap,
                  yang telah diubah dengan Permen ATR/Ka BPN No. 1 Tahun
                  2017, pendaftaran seluruh bidang tanah sesuai Pasal 19 UUPA
                  hendak dituntaskan.
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25