Page 22 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 22

Regulasi Pertanahan dan Semangat Keadilan Agraria  9


              pemberian hak kepada pihak ketiga terbatas pada hak pakai
              selama enam tahun dengan luas tanah maksimum 1.000 meter
              persegi. Pemberian hak dibatasi untuk pertama kali saja, serta
              perubahan hak dan lain-lain dilakukan oleh instansi agraria
              (sekarang BPN).
                  Dalam  perkembangannya, HPL  yang  merupakan “hak
              menguasai negara, yang kewenangan pelaksanaannya sebagian

              dilimpahkan kepada pemegang HPL” itu dimaknai, diatur, dan
              diimplementasikan secara “salah kaprah”. Adanya kewajiban
              pendaftaran HPL (PMA No. 1 Tahun 1966) kian mengesankan
              kedudukan HPL  sebagai “hak”  dengan kewenangan  yang
              lebih menonjolkan  sifat keperdataan ketimbang  “fungsi”
              pengelolaan yang bersifat publik. Pemegang HPL cenderung
              mengedepankan  penyerahan bagian  tanah HPL-nya kepada

              pihak  ketiga yang umumnya digunakan untuk  kepentingan
              komersial  daripada menggunakannya  untuk keperluan
              sendiri.
                  Dalam RUUP,  subyek HPL  dibatasi, kewenangannya
              dikembalikan pada  fungsi  (pelayanan) publik.  Pemanfaatan
              bagian  tanah HPL  tidak harus  disertai  pemberian hak

              atas  tanah,  kecuali  untuk pembangunan perumahan  bagi
              masyarakat  berpenghasilan rendah.  Setiap perubahan  tentu
              memerlukan penyesuaian dalam rangka menjamin kepastian
              hukum  bagi pihak-pihak  terkait. Tolok ukur perlu  tidaknya
              HPL dikembalikan kepada konsepsi awal, yakni sejauh mana
              manfaat dari  keberadaan  HPL dapat dan  telah dirasakan
              rakyat pada umumnya?
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27