Page 135 - Sejarah Daerah Lampung
P. 135
\16
-seorang Asisten Wedana. Pangkat Demang atau Asisten Wedana di-
jabat oleh seorang Indonesia.
Pada tingkat paling bawah, diakui sistem marga yang dikepalai
oleh seorang Pasirah. Pasirah-pasirah ini mengepalai Kepala-kepala
Kampung yang disebut Kepala Suku.
Walaupun keadan di Lampung sudah aman dan stabil, dengan
?danya pengaruh Pergerakan Nasional di Jawa, melihat sistem marga
merupakan alat bagi pemerintahan Belanda mak--a ~imbul- kelempok -
Anti Sistem Marga. Kelompok ini terutama dipelopori oleh tokoh-to-
koh pergerakan yang pada waktu itu baru ttimbuh di Lampung. Oleh
karena kelompok ini banyak mendapat pengaruh dari Partai Komunis
Indonesia yang baru saja mengadakan pemberontakan di Jawa, dan
~umatra Barat, maka kelompok Anti Marga Stelsel ini tidak mendapat
dukungan dari rakyat setempat. Lagi pula rakyat yang mengikuti per-
ger~ akan ditindas oleh Belanda. Kekuasaan Belanda pada waktu
itu sudah cukup kuat di daerah Lampung. Di sekitar tahun 1930-an su-
dah ada beberapa kelompok partai yang sudah berkembang seperti SI,
dan PNI dan juga mendukung kelompok Anti Marga StelseL Usaha ini
dapat dikatakan mengalami kegagalan sama sekali. Di dalarn susunan
marga. pemerintah (1928) bermaksud sedapat-dapatnya mempertahan-
kan tOkoh primus inter pares; kepala-kei>ala kampung diseyogyakan
berlaku sebagai peritbantu kepala marga (pasirah) bukan sebari orang-
nMJ'lg yang dibawahi. Dasar adat Lampung memang adalah kedudukaii
"kepala (pengetua kelompok genealogis)" diwariskan yaitu dengan
eleksi. Maka "JCepala Marga" pun dipilib oleh pmyimbang.,Penyim-
bang suku, jadi dalarn pemilihan terbatas ada/ marga yang telah lama
mmgmal pewarisan kedudukan itu· karena ~engaruh Banten, sehiligga
. Residen untuk menghormati adat itu, di situ mengan~t orang yang
berhak itu. sebalilmya ada pula marga yang mengenal pemilihan
um.um untulc kepala marga, yaitu marga-marga PasemaJ1 (orang Rem:-