Page 145 - Sejarah Daerah Lampung
P. 145
126
tangkap Belanda sedangkan Junaid _Surapati tidak ditangkap. Surapati
kembali ke Lampurtg sedangkan Kamaruddin setelah meringkut 3 bu-
lan dalam tahanan clan 3 bulan c;lipenjara Banceuy Bandung, Kama- ·
ruddin pindah ke Jakarta. Bersama-sama Jainal Abidin Kanderon men-
dirikan Pers Bere~m: NERA (Nieuws en Reclame Agentschaft). Pada
waktu itu di Lampung sudah terdapat surat kabar Fajar Sumatera.
Pada tahun 1930 Junaid Surapati kembali ke bmtp.ung dan
menggabungkan diri kembali dengan Anwar dan Harson~ Cokro-
aminoto dalam membangilli PSII. Hal ini dilakukan oleh Junaid karena
PNI sudah merupakan partai terlarang. Digiatkanlah cabang PSII di
Sukaclana.
Kamaruddin giat dalam persurat-kabaran. Pada tahun 1930 Ka-
.naruddin kembali pula ke Lampung. Mas Arga sebagai pimpinan pu-
sat "Fajar Sumatera" memberi tugas kepada Kamaruddin untuk me-
mirnpin "Fajar Sumatera" di Lampung. Tetapi timbul perselisihan ka-
rena Mas Arga menghendaki suara Propinsi sedangkan Kamaruddin
menghendaki suara Nasional. Tid3k sampai setahun bekerja sama
dengan Mas Arga, Kamaruddin menerbitkan sendiri surat kabar yang
terbit dua kafi seminggu: "Lampung Review". Penerbitan nomor 1 ta-
hun 1 tertanggaf 1 Januari 1931. Surat kabar ini pada masa sekarang
sudah sulit diperoleh, teapi untunglah masih jika jumpai beberapa n·o-
mor dalam Perpristakaan Museum Pusat Jakarta.
Semua gerakan . baik yang dilaksanakan oleh Kamaruddin mau-
pun · Junaid Surapati clan tokoh-4:okoh lainnya pada dasamya merupa-
kan gerakan bawah tanah. Gerakan ini tidak legal. Gerakan ini mem-
punyai prinsip b3hwa di mana saja kita betada harus ada kewajiban.
Tidak dapat bergerak dalani biclang politik mereka berusaha mendiri-
kan sekolah-sekol!lh di Lampung. Organisasi dalam biclang pendidikan
ini ialah Lampueng Studie Fonds yang dipelopori oleh Ismail Kesuma .
sejak tahun 1926. Usaha ini ialah mendirikan HIS partikelir di Enggal