Page 88 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JANUARI 2020
P. 88

Awalnya, PPh Badan diturunkan dari 25 persen menjadi 22 persen pada 2021,
               sebelum akhirnya menjadi 20 persen pada 2023.

               "Dilakukan bertahap karena dampak fiskalnya harus dijaga. Karena dengan
               penurunan itu, juga menurunkan basis perpajakan kita secara signifikan," jelas Sri
               Mulyani.

               Pemerintah juga bakal memberi insentif perpajakan jika perusahaan mencatatkan
               sahamnya di bursa. Besaran potongan pajak yang diberikan sebesar 3 persen untuk
               lima tahun.

               "Supaya ada additional perusahaan listing sehingga bursa semakin dalam dan
               berkembang," ujar dia.
               2. Menghapus pajak dividen

               Sebelumnya, pemerintah masih membebankan pajak kepada perusahaan dengan
               nilai saham kurang dari 25 persen dari jumlah modal yang disetorkan. Namun, kini
               dividen tidak lagi menjadi objek pajak pemerintah, terutama untuk perusahaan-
               perusahaan Indonesia yang melakukan ekspansi ke luar negeri.

               "Contohnya Gojek buka di Flipina dan Vietnam, ada share lebih dari 25 persen
               otomatis tidak dipajakin, tapi selama ini kurang dari itu tetap dipajakin," jelas Sri
               Mulyani.
               3. Rezim pajak menjadi teritorial

               Lebih lanjut Sri Mulyani memaparkan, wajib pajak baik dari luar negeri maupun
               dalam negeri menjadi wajib pajak luar negeri wajib membayarkan pajak penghasilan
               mereka ke Indonesia tergantung berapa lama waktu tinggal di Indonesia.
               Misalnya saja, ketika seorang Indonesia yang bekerja di luar negeri selama lebih
               dari 183 hari, maka dia tak perlu lagi membayarkan PPh ke Indonesia. Sementara
               untuk ekspatriat atau pekerja asing di Indonesia, dia hanya perlu membayar pajak
               di dalam negeri.
               4. Mengurangi bunga denda perpajakan

               Sri Mulyani mengatakan, apabila wajib pajak membetulkan surat pemberitahuan
               tahunan (SPT) dan mengalami kurang bayar maka akan dikenai sanksi 2 persen per
               bulan.

               Dalam 24 bulan, sanksi itu memberatkan karena dapat mencapai 48 persen. Hal
               tersebut membuat wajib pajak kian enggan untuk memenuhi kewajiban
               perpajakannya.

               Namun dalam omnibus law, sanksi per bulan akan diturunkan pro rata, yaitu
               berdasarkan suku bunga acuan di pasar.

               "Sekarang fair saja dendanya sebesar suku bunga yang selama ini, bunga market
               kan sekarang rendah," ujar dia.



                                                       Page 87 of 93.
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93