Page 242 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 242

Upah minimum

              Tahun 2021 juga ditandai dengan untuk pertama kalinya penetapan upah minimum ditetapkan
              berdasarkan  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan,  yang
              merupakan turunan Undang-Undang Cipta Kerja.

              Dalam  pernyataan  pada  Kamis  (2/12),  Menaker  Ida  Fauziyah  menegaskan  bahwa  aturan
              pengupahan termasuk penetapan upah minimum 2022 tetap mengacu pada PP tersebut, dengan
              putusan  Mahkamah  Konstitusi  memberikan  waktu  pemerintah  dan  DPR  dua  tahun  untuk
              memperbaikinya.

              Selama periode tersebut UU Cipta Kerja bersama aturan turunannya akan tetap dijadikan acuan,
              termasuk untuk pengupahan.

              Menaker menjelaskan bahwa aturan terkait kluster ketenagakerjaan yang menjadi mandat UU
              Cipta Kerja telah diterbitkan sebelum putusan Mahkamah Konstitusi diumumkan. Karena itu,
              proses  pengambilan  kebijakan  ketenagakerjaan  saat  ini  masih  harus  mengacu  pada  aturan
              tersebut, begitu juga dengan terkait pengupahan.

              "Atas  dasar  itu,  berbagai  peraturan  pelaksana  UU  Cipta  Kerja  yang  ada  saat  ini,  termasuk
              pengaturan tentang pengupahan masih tetap berlaku," kata Ida.

              Atas dasar tersebut, Menaker telah meminta semua kepala daerah untuk mengikuti ketentuan
              sebagaimana diatur dalam PP 36/2021.
              Beberapa  ketentuan  itu  seperti  penetapan  batas  atas  dan  bawah  berdasarkan  formula  yang
              tertuang di PP itu untuk penentuan upah minimum serta peniadaan upah minimum berdasarkan
              sektoral.

              Seluruh provinsi di Indonesia sendiri telah menetapkan upah minimum untuk 2022 dengan rata-
              rata kenaikan adalah 1,09 persen.

              Namun,  pemerintah  DKI  Jakarta yang  semula  menetapkan  kenaikan  upah  minimum  provinsi
              (UMP) untuk 2022 sebesar Rp37.749 atau 0,5 persen kemudian merevisi keputusan menjadi naik
              5,1 persen atau Rp225.667.

              Hal itu menjadikan upah minimum untuk daerah DKI Jakarta menjadi Rp4.641.854 yang berlaku
              mulai 2022.

              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan bahwa revisi UMP itu mencermati kajian
              Bank Indonesia yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencapai
              4,7 persen sampai dengan 5,5 persen. Inflasi juga diproyeksikan akan terkendali pada kisaran 3
              persen atau dalam rentang 2-4 persen.

              Anies  mengatakan  bahwa  kenaikan  itu  berdasarkan  pembahasan  kembali  semua  pemangku
              kepentingan demi mendukung asas keadilan tidak hanya untuk pekerja tapi perusahaan dan
              pemerintah provinsi DKI.

              Terkait hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui revisi UMP itu tidak
              sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah dikeluarkan.

              Keputusan Gubernur DKI untuk merevisi UMP mendapatkan tantangan dari Asosiasi Pengusaha
              Indonesia (APINDO) yang berencana menggugat aturan revisi itu.

              Kemnaker dalam pernyataan, pada Selasa (21/12), telah menyampaikan apresiasi untuk kepala
              daerah  yang  telah  menetapkan  upah  minimum  berdasarkan  PP  36/2021  dan  menyatakan

                                                           241
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247