Page 65 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 65

Land Bank

              Sementara itu Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional So-
              fyan Djalil mengatakan, pihaknya akan membentuk badan baru yaitu Bank Tanah, berdasarkan
              aturan pada UU Ciptaker. Dia pun membantah tuduhan bahwa Bank Tanah akan memudahkan
              pemerintah untuk mengambil tanah-tanah milik rakyat.

              "Bank Tanah itu adalah untuk penataan tanah. Tanah yang tidak optimum, telantar, dan tak
              bertuan itu ditampung negara untuk diatur dan dire-distribusikan kembali kepada masyarakat,"
              ucap Sofyan.

              Dia  menjelaskan,  dengan  adanya  Bank  Tanah,  pemerintah  dapat  memberikan  tanah  untuk
              rumah rakyat di perkotaan, dengan harga sangat murah, bahkan gratis. Sofyan yakin, kehadiran
              Bank  Tanah  bakal  membuat  masyarakat  miskin  yang  tidak  memiliki  kesanggupan  membeli
              hunian, menjadi bisa memiliki tempat tinggal di pusat kota.

              "Makanya supaya negara punya tanah, maka (akan dibentuk) Bank Tanah dengan mekanisme
              yang  dimiliki  ATR,  sehingga  harusnya  orang  yang  kurang  beruntung  tinggal  di  pusat  kota.
              Sedangkan yang mampu commute, tinggal di luar kota," ujar Sofyan.

              Sofyan  juga  menegaskan  tidak  akan  ada  tumpah  tindih  antara  Bank  Tanah  dengan  Badan
              Pertahanan  Nasional  atau  BPN.  Dia  mengatakan,  BPN  akan  berperan  sebagai  regulator
              sedangkan Bank Tanah akan menjadi land manager atau yang mengelola tanah-tanah tersebut.
              Sofyan menyebut skema seperti itu sudah lazim digunakan di berbagai negara.

              Tak Hapus 74 UU Lama

              Sementara itu, sebanyak 74 undang-undang yang diubah dalam omnibus law UU Cipta Kerja
              masih berlaku. Peraturan pelaksanaannya dirinci dalam 35 peraturan pemerintah (PP) dan 5
              peraturan presiden (per-pres), yang diminta Presiden Joko Widodo diselesaikan dalam sebulan.

              "Sebenarnya  berdasarkan  UU  Ciptaker  bisa  diselesaikan  dalam  3  bulan.  Namun  Presiden
              meminta 1 bulan selesai, kami akan selesaikan," tutur Airlangga.

              Airlangga  Hartarto  mengatakan,  UU  Cipta  Kerja  itu  juga  diharapkan  bisa  menjadi  solusi
              penciptaan lapangan kerja baru, dengan tetap memberi perlindungan kepada usaha mikro, kecil,
              dan  menengah  (UMKM)  serta  koperasi,  serta  meningkatkan  perlindungan  bagi  pekerja  atau
              buruh.
              "Omnibus law telah banyak diterapkan di banyak negara, selain menciptakan lapangan kerja,
              juga mendorong daya iklim berusaha. Indonesia kan punya target untuk lolos dari middle income
              trap dengan bonus demografi yang kita miliki saat ini, sehinggago&fefl moment ini tidak kita
              kesampingkan, apalagi kita sudah masuk upper middle income country," kata Airlangga.
              Pemerintah mencatat, lanjut Airlangga, UMKM jumlahnya 64,19 juta. Dari jumlah itu, lebih dari
              75%-nya di sektor informal, dan dengan UU baru diharapkan bisa bertransformasi dari sektor
              informal menjadi formal. UU Cipta Kerja akan memberikan banyak manfaat ke pelaku usaha
              mikro kecil dan rakyat, dengan dipermudahnya masyarakat untuk membuka usaha baru. Ini
              karena perizinannya hanya cukup dengan pendaftaran.

              UU  omnibus  law  itu  juga  mendorong  pemerintah  untuk  mendukung  upaya  pemberantasan
              korupsi, dengan penyederhanaan dan memotong model perizinan yang berbelit-belit. Dengan
              demikian pungli bisa dikurangi.

              Upah Minimum Tak Dihapus



                                                           64
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70