Page 15 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 15

Ringkasan

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) menepis anggapan kalau upah minimum kabupaten/kota
              (UMK) dihapuskan di UU Cipta Kerja yang baru saja disahkan DPR. Ia meluruskan kalau memang
              ada beberapa perubahan dalam aturan skema pengupahan di Omnibus Law Cipta Kerja . Namun
              dia menegaskan, ketentuan UMK tetap masih berlaku.



              APA BENAR UMK DIHAPUS? INI PENJELASAN MENAKER
              JAKARTA,  -  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  menepis  anggapan  kalau  upah  minimum
              kabupaten/kota  (UMK)  dihapuskan  di  UU  Cipta  Kerja  yang  baru  saja  disahkan  DPR.  Ia
              meluruskan  kalau  memang  ada  beberapa  perubahan  dalam  aturan  skema  pengupahan  di
              Omnibus Law Cipta Kerja . Namun dia menegaskan, ketentuan UMK tetap masih berlaku.
              "Ada  penegasan  dalam  variabel  dan  formula  dalam  penetapan  upah  minimum  berdasarkan
              pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Selain itu juga ketentuan upah minimum kabupaten
              kota tetap dipertahankan," tegas Ida dalam keterangannya, Rabu (7/10/2020).

              Politisi  Partai  Kebangkitan  Bangsa  (PKB)  ini  mengklaim,  UU  Cipta  Kerja  justru  memberikan
              kepastian dalam skema pengupahan, salah satunya terkait penangguhan upah oleh perusahaan
              lalu pengupahan di sektor UMKM. "Dengan adanya kejelasan dalam konsep upah minimum di
              UU  Cipta  Kerja  menghapus  ketentuan  penangguhan  pembayaran  upah  minimum  yang  tidak
              diatur di UU Ketenagakerjaan," terang Ida.

              "Ini dalam rangka memperkuat perlindungan upah dan tingkatkan sektir UMKM. UU Cipta Kerja
              juga mengatur ketentuan upah bagi sektor UMKM," kata dia lagi.

              Menurut  dia,  pasal-pasal  yang  ada  di  UU  Cipta Kerja  justru  melengkapi  dan  lebih  menjamin
              skema  pengupahan  dari  sisi  pekerja.  "UU  Cipta  Kerja  juga  tetap  mengatur  hak-hak  dan
              perlindungan upah bagi pekerja sebagaimana diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 maupun
              PP Nomor 78 Tahun 2015," ucap Ida.

              Sebagai informasi, Ketentuan UMK dan UMSK diatur di Pasal 89 UU Ketenagakerjaan Nomor 13
              Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. "Upah minimum sebagai dimaksud dalam Pasal 88 ayat
              (3)  huruf  a  dapat  terdiri  dari  atas  upah  minimum  berdasarkan  wilayah  provinsi  atau
              kabupaten/kota, upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota,"
              bunyi Pasal 89 ayat (1) UU Ketenagakerjaan.

              Pasal 89 juga menyatakan bahwa upah minimum diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup
              layak.  Selain  itu,  upah  minimum  juga  ditetapkan  oleh  gubernur  dengan  memperhatikan
              rekomendasi  dari  dewan  pengupahan  provinsi/bupati/wali  kota.  Adapun  komponen  serta
              pelaksanaan  tahapan  pencapaian  kebutuhan  hidup  layak,  diatur  dengan  keputusan  menteri.
              Sementara di UU Cipta Kerja, Pasal 89 UU Ketenagakerjaan dihapus.

              Namun Pemerintah dan DPR menambahkan 5 pasal yakni Pasal 88A, 88B, 88C, 88D dan 88E di
              undang-undang yang menuai polemik itu. Pada Ayat (1) Pasal 88C tertulis bahwa gubernur wajib
              menetapkan  upah  minimum  provinsi.  "Gubernur  dapat  menetapkan  upah  minimum
              kabupaten/kota dengan syarat tertentu," isi dari ayat (2) Pasal 88C.

              Selain itu, upah minimum yang ditentukan oleh gubernur harus berdasarkan kondisi ekonomi
              dan  ketenagakerjaan.  Tak  hanya  itu,  syarat  tertentu  pengaturan  upah  minimum  juga
              mempertimbangkan  pertumbuhan  ekonomi  daerah  dan  inflasi  pada  kabupaten/kota  yang
              bersangkutan.


                                                           14
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20