Page 174 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 174

lebih banyak investasi untuk dunia usaha hingga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
              "Jadi  Undang-Undangnya  a-dalah  mengenai  yang  ujungnya  adalah  cipta  kerja,  menciptakan
              lapangan pekerjaan untuk Indonesia, dunia usaha yang bekerja untuk Indonesia, bekerja untuk
              melakukan penyerapan tenaga kerja," ujarnya.

              Cuti dan Perlindungan Pekerja

              Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR-RI, Supratman Andi Agtas, memastikan dalam RUU Cipta
              Kerjayangbaru  disahkan  menjadi  UU  tidak  akan  menghapus  sejumlah  hak  cuti para pekerja.
              Selain  itu  dia  juga  menyampaikan  bahwa  UU  Cipta  Kerja  akan  meningkatkan  perlindungan
              kepada para pekerja melalui penetapan pro-gram'jaminan kehilangan pekerjaan yang seluruh
              preminya dibebani kepada APBN. "Persyaratan PHK tetap mengikuti UU Ketenagakerjaan dan
              RUU Cipta Kerja tidak menghilangkan hak cuti, hak haid, dan cuti hamil yang diatur dalam UU
              Ketenagakerjaan," ujarnya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, kemarin.

              Dalam UU Cipta Kerja sendiri, pasal mengenai hak cuti pekerja tertuang dalam pasal 79 Bab
              Ketenagakerjaan. Namun demikian, tidak ada klausul dalam beleid ter-sebut yang menjelaskan
              mengenai cuti haid atau melahirkan. Di dalam pasal 79 ayat (1) draft RUU tersebut dijelaskan,
              pengusaha  waj  ib  memberi  waktu  istirahat  dan  cuti  kepada  pekerja.  Selanjutnya  dijelaskan,
              waktu istirahat untuk di antara jam kerja diberikan paling sedikit setengah jam setelah bekerja
              selama empat jam terus menerus dan waktu istirahat tidak termasuk dalam jam kerja.

              Sementara itu untuk istirahat mingguan diatur satu hari untuk enam.hari dan kerja dalam satu
              minggu. Di sisi lain untuk cuti wajib tahunan wajib diberikan paling sedikit 12 hari kerja setelah
              pekerja  tersebut  bekerja  selama  12  bulan  atau  satu  tahun.  "Pelaksanaan  cuti  tahunan
              sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
              perjanjian kerja bersama.," tulis ayat (4) pasal tersebut. Adapun selain waktu istirahat dan cuti
              yang telah dijelaskan di atas, perusahaan dapat memberikan istirahat panjangyang diatur dalam
              perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

              Terkait  perlindungan  pekerja,  dia  menjelaskan  bahwa  dalam  pengaturan  tenaga  kerja  asing
              (TKA) pemerintah mewajibkan setiap pemberi kerja TKA harus memiliki rencana penggunaan
              TKA  yang  disahkan  pemerintah  pusat.  Kemudian,  pemberi  kerja  orang-per-orangan  dilarang
              mempekerjakan  TKA  dan  TKA  dilarang  menduduki  jabatan  yang  mengurus  personalia  di
              perusahaan.

              Selanjutnya ada sepuluh poin pokok dalam UU Omnibus Law baru antara bin:

              Kemudahan Perizinan. Sejumlah proses perizinan melalui Online Single Submission (OSS) bakal
              disederhanakan. Akan kemudahan dalam hal pendaftaran hak kekayaan intelektual, pendirir an
              perusahaan, hingga kepastian legalitas bagi UMKM. Sertifikasi Halal. Percepatan dalam proses
              sertifikasi  halal  akan  dilakukan  bahi  usaha  mikro  dan  kecil.  Biaya  sertifikasi  ditanggung
              pemerintah dan lembaga yang memeriksa dipeluar, hingga ke organisasi Islam dan perguruan
              tinggi negeri.

              Jaminan Kehilangan Pekerjaan.

              Dalam Omnibus Law, pemerintah akan menerbitkan program baru bernama Jaminan Kehilangan
              Pekerjaan (JKP) atau yang di negara lain bernama Unemploy-ment Insurance. JKP tak lain adalah
              kontribusi baru pemerintah dalam pesangon. Omnibus Law membuat pesangon turun, dari 32
              kali upah menjadi 25 kali. Rinciannya adalah, 19 kali upah ditanggung perusahaan dan 6 kali
              upah ditanggung oleh pemerintah. Adapun 6 kali upah yang ditanggung pemerintah inilah yang
              bernama JKP, lewat BP Jamsostek, mohor/ib




                                                           173
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179