Page 308 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 308

mematuhinya. Kalau besarannya diturunkan, harus dipatuhi aturan teknisnya sehingga kedua
              belah pihak sama-sama diuntungkan.


              Ringkasan

              Skema  baru  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  menjadi  isu  kontroversial  dalam  UU  Cipta  Kerja.
              Mekanisme  asuransi  bagi  korban  pemutusan  hubungan  kerja  ini dinilai akan  membahayakan
              daya beli pekerja sekaligus keuangan negara.
              Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) termaktub dalam UU Cipta Kerja Pasal 46A - E. Skema ini
              menyempurnakan sistem pesangon pemutusan hubungan kerja (PHK) maksimal 32 kali upah
              yang ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan, sebagaimana diatur UU No. 13/2003 tentang
              Ketenagakerjaan Pasal 156.


              NASIB KORBAN PHK DIPERTARUHKAN

              Skema  baru  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  menjadi  isu  kontroversial  dalam  UU  Cipta  Kerja.
              Mekanisme  asuransi  bagi  korban  pemutusan  hubungan  kerja  ini dinilai akan  membahayakan
              daya beli pekerja sekaligus keuangan negara.
              Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) termaktub dalam UU Cipta Kerja Pasal 46A - E. Skema ini
              menyempurnakan sistem pesangon pemutusan hubungan kerja (PHK) maksimal 32 kali upah
              yang ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan, sebagaimana diatur UU No. 13/2003 tentang
              Ketenagakerjaan Pasal 156.

              Dalam  skema  baru,  pesangon  PHK  ditetapkan  maksimal  19  kali  upah  yang  ditanggung
              perusahaan  ditambah  dengan  JKP  6  kali  upah  yang  pengelolaannya  diatur  oleh  pemerintah.
              Dengan demikian, korban PHK berpeluang memperoleh maksimal 25 kali upah.
              Pada prinsipnya, JKP dibuat dengan tujuan mengatasi malpraktik pembagian pesangon yang
              kerap tidak sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan sebelumnya. Data sensus Badan Pusat
              Statistik  (BPS)  2018  mencatat,  hanya  7%  pekerja  yang  menerima  pesangon  sesuai  UU
              Ketenagakerjaan.
              Jika ditilik dari Pasal 46D UU Ciptaker klaster ketenagakerjaan, manfaat JKP diberikan dalam
              bentuk uang tunai, akses informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja.

              Di  Pasal  46E  juga  disebutkan  pendanaan  JKP  bersumber  dari  modal  awal  pemerintah,
              rekomposisi iuran BPJS Ketenagakerjaan, dan/atau dana operasional BPJS Ketenagakerjaan.

              Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) sekaligus Koordinator BPJS Watch Timboel
              Siregar menyebut tiga skema sumber pendanaan JKP inilah yang berpotensi menjadi masalah.
              Tidak hanya bagi keuangan negara, tetapi juga terhadap manfaat yang akan diterima pekerja
              korban PHK.


              “Skema pertama menggunakan modal awal pemerintah. JKP diniatkan dengan modal awal Rp6
              triliun. Kemungkinan besar realisasinya hanya kisaran Rp500 miliar karena Indonesia juga butuh
              dana pemerintah untuk bertahan dari resesi,” jelasnya, Selasa (6/10).

              Kedua, rekomposisi iuran BPJS Ketenagakerjaan. Dengan skema ini, Timboel menilai akan ada
              sebagian  pos  anggaran  manfaat  BPJamsostek  yang  direalokasikan  untuk  JKP.  Kemungkinan
              realokasi akan menggunakan dana dari Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) atau Jaminan Kematian
              (JKm).
                                                           307
   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313