Page 352 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 352

ada  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  tanpa  syarat  dan  Upah  Minimum  Sektoral
              Kabupaten/Kota  (UMSK)  jangan  hilang,  nilai  pesangon  tidak  berkurang,  tidak  boleh  ada
              Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau karyawan kontrak seumur hidup, tidak boleh ada
              outsourcing seumur hidup, waktu kerja tidak boleh eksploitatif.



              ASPEK PERLINDUNGAN PEKERJA DIPERSOALKAN

              Puluhan serikat buruh menggelar aksi unjuk rasa serempak tanggal 6-8 Oktober 2020 yang diberi
              nama mogok nasional. Aksi ini sebagai sikap menolak RUU Cipta Kerja yang baru saja disahkan
              menjadi undang-undang.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyampaikan, dalam aksi
              mogok nasional ini, buruh akan menyuarakan tolak Omnibus Law Cipta Kerja, antara lain tetap
              ada  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  tanpa  syarat  dan  Upah  Minimum  Sektoral
              Kabupaten/Kota  (UMSK)  jangan  hilang,  nilai  pesangon  tidak  berkurang,  tidak  boleh  ada
              Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau karyawan kontrak seumur hidup, tidak boleh ada
              outsourcing seumur hidup, waktu kerja tidak boleh eksploitatif, cuti dan hak upah atas cuti tidak
              boleh  hilang,  karyawan  kontrak  dan  outsourcing  harus  mendapat  jaminan  kesehatan  dan
              pensiun. "Terkait dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sanksi pidana kepada pengusaha,
              dan Tenaga Kerja Asing (TKA) harus tetap sesuai dengan isi UU No 13 Tahun 2003," kata Said
              Iqbal, Selasa (6/10).

              Menurut Sekjen Organisasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Opsi), Timboel Siregar. dengan
              disahkannya RUU Cipta Kerja menjadi UU, maka perlindungan terhadap pekerja akan semakin
              menurun.  "PKWT  dan  outsourcing  yang  dibuka  seluas-luasnya  akan  menyebabkan  kepastian
              kerja bagi pekerja akan hilang. Setiap saat pekerja dihadapkan pada perjanjian kontrak kerja
              yang tertentu waktunya. Demikian juga dengan dipermudahnya proses PHK. maka kepastian
              kerja akan hilang. Hak konstitusional untuk mendapatkan pekerjaan yang layak akan didegradasi
              oleh UU Cipta Kerja ini." kata Timboel.
              Demikian  juga  dengan  diposisikannya  upah  minimum  kabupaten/kota  dengan  kata  "dapat",
              artinya bisa saja upah minimum kabupaten kota akan digantikan oleh upah minimum provinsi.
              "Sudah  kita  ketahui  bersama  bahwa  upah  minimum  provinsi  ditetapkan  berdasarkan  upah
              minimum kabupaten/ kota yang paling rendah. Ini artinya di Kota Bekasi akan diterapkan upah
              minimum  kabupaten  Ciamis  yang  nilainya  sekitar  Rp  2  juta  per  bulan,  jauh  lebih  rendah
              dibandingkan  upah  minimum  kota  Bekasi  saat  ini  sebesar  Rp  4,6  juta  per  bulan,"  kata  dia.
              [HER/E-81

























                                                           351
   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357